TEMPO.CO, Jakarta - Ketua relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Maman Imanulhaq, mengatakan akan menjenguk mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan di rumahnya, Surabaya. "Kedatangan kami atas dasar solidaritas sesama relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pilpres 2014," ucap Maman dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 1 November 2016.
Maman berujar, ia hendak menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa hukum yang menimpa Dahlan. Apalagi Dahan juga pernah menjadi relawan Jokowi-JK. "Kami tidak akan masuk wilayah hukum yang sedang berproses di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur terhadap Bapak Dahlan Iskan."
Baca juga:
Jokowi-Prabowo Naik Kuda, Sandiaga Uno: Sejuk Banget
Gadget Merusak Pola Tidur Anak
Proses dan penetapan tersangka ataupun penahanan dan penangguhan Dahlan, ujar dia, adalah wewenang penegak hukum, dalam hal ini Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Maman berharap penegakan hukum terhadap Dahlan bukan kriminalisasi atau politisasi hukum yang merupakan pesanan pihak tertentu.
Maman mengimbau tidak ada pihak yang menggunakan hukum sebagai alat kekuasaan untuk membunuh lawan politik. Ia juga menegaskan, Presiden Joko Widodo sangat menjunjung tinggi supremasi hukum, dan itu tidak bisa dikait-kaitkan dengan kasus hukum yang sedang menimpa Dahlan.
Ia membantah dugaan masalah hukum Dahlan berkaitan dengan urusan politik. Ia meyakini Jokowi tidak pernah mengintervensi masalah hukum, apalagi terhadap kasus Dahlan. "Kami yakin rakyat Indonesia sangat cerdas dan mampu melihat masalah hukum yang menimpa Bapak Dahlan Iskan dengan jernih."
Dahlan ditahan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur di Rumah Tahanan Medaeng, Sidoarjo, selama empat hari. Ia disangka korupsi dalam penjualan aset PT Panca Wira Usaha karena dianggap bertanggung jawab atas aset yang dijual tak sesuai dengan prosedur. Aset berupa pabrik di Tulungagung dan Kediri itu diduga dijual dengan harga di bawah nilai jual obyek pajak.
LARISSA HUDA