TEMPO.CO, Balikpapan - Kantor Basarnas Balikpapan, Kalimantan Timur, sempat bersiaga kala menerima sinyal darurat SOS (distress) dari pesawat Garuda Indonesia Nomor 692 rute Berau-Balikpapan, Minggu, 23 Oktober 2016.
Sinyal ini dipancarkan alat emergency locater transmitter pesawat yang biasanya aktif saat mengalami benturan keras ataupun terendam air.
“Petugas Siaga Komunikasi Basarnas Balikpapan menerima sinyal darurat ini pukul 09.35 Wita,” kata Kepala Basarnas Balikpapan Mujiono pada Minggu, 23 Oktober 2016.
Mujiono mengatakan alat ini memang diperuntukkan mampu memancarkan sinyal darurat yang akan ditangkap satelit Leo Sat dan Geo Sat milik Basarnas. Ketika alat tersebut aktif, ia akan memancarkan sinyal 406 dan ditangkap instrumen radio dengan frekuensi 121,5 mhz.
Sesaat menerima sinyal darurat ini, Mujiono langsung berkoordinasi dengan ATC dan IDMCC guna menelusuri sumber tersebu. Tim Basarnas dan Bandara Sepinggan Balikpapan menelusuri sumber sinyal mempergunakan Manpack Direction Finder.
Ternyata sumber sinyal darurat tersebut berasal dari salah satu pesawat cargo maskapai Tri MG Intra Asia yang terparkir di Bandara Sepinggan. Maskapai menyebutkan perawatan pesawat rutin. Teknisi pesawat tidak menyentuh bagian alat ELT.
“Mereka membenarkan ada maintenance pesawat, namun tidak ada yang menyentuh alat ELT,” ujar Mujiono.
Sehubungan dengan hal itu, Basarnas Balikpapan meminta maskapai Tri MG Intra Asia memberikan pernyataan resmi soal aktifnya alat ELT mereka. Selanjutnya, Basarnas Balikpapan juga akan memastikan tidak ada musibah kecelakaan pesawat rute Berau-Balikpapan yang sempat menjadi viral di sejumlah media sosial seharian ini.
S.G. WIBISONO