TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meminta pemerintah pusat merealisasi hibah 90 unit bus kota untuk menambah armada Trans Jogja. “Dari target idealnya 167 unit bus, kami baru memiliki 74 unit,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Haryanta, Minggu, 18 September 2016.
Menurut Sigit, permintaan itu sudah disampaikan lewat surat yang dilayangkan kepada pemerintah pusat pada Juli dan Agustus lalu, baik oleh Dinas Perhubungan DIY, maupun surat Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Baca Juga:
Sigit menuturkan, pengajuan permintaan hibah itu ke pemerintah pusat agar Yogyakarta tak terlalu terbebani anggaran daerah. Apalagi dengan adanya keputusan pemerintah pusat memangkas Dana Alokasi Umum, termasuk Yogyakarta.
Sigit menjelaskan, kebutuhan unit bus Trans Jogja baru ini berdasarkan kebutuhan terhadap sebelas trayek potensial yang belum mendapat fasilitas trayek Trans Jogja. Saat ini dengan armada yang ada, jangkauan Trans Jogja untuk wilayah perkotaan baru mencakup delapan lajur trayek meliputi wilayah perkotaan dan Kabupaten Bantul dan Sleman yang baru mencapai kawasan jalan lingkar utara dan selatan.
“Setidaknya pada April 2017, armada sudah menjadi 128 unit dulu agar 17 trayek itu terjangkau semua oleh Trans Jogja,” ujarnya. Sedang sisanya, Yogyakarta berharap pemerintah pusat bisa kembali menghibahkan bus kota pada 2018.
Menurut Sigit, penambahan armada Trans Jogja itu diprioritaskan untuk memenuhi lebih banyak lagi rute kawasan pendidikan di perkotaan. Selain itu armada Trans Jogja juga untuk memenuhi jalur di kawasan wisata potensial. “Saat ini seperti obyek wisata Kotagede saja belum terlalui,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Angkutan Perkotaan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Felix Iryantomo menuturkan, sebagai kota wisata seharusnya Yogyakarta memiliki armada sendiri untuk bus wisata, di luar Trans Jogja dan bus perkotaan.
“Di Yogya ada bus Trans Jogja, bus perkotaan, tapi bus khusus pariwisata justru tidak ada,” ujarnya saat memantau angkutan massal di Yogyakarta pada Idul Fitri lalu. Menurut dia, Kementerian Perhubungan merekomendasikan bus perkotaan dan bus wisata ini dibedakan.
PRIBADI WICAKSONO