TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan lokasi tujuh warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf terus terpantau sekitar 3-4 hari terakhir. Menurut dia, saat ini para WNI anak buah kapal tarik Charles 001 itu berada di wilayah yang ia sebut Panadao, di selatan perairan Sulu, Filipina Selatan.
"Kami tahu, dia kemarin dari laut Sulu, kemudian dia (sandera dan perompak) sudah bergeser ke selatan, Panadao," ujarnya saat ditemui di depan Gedung Pancasila, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat, 1 Juli 2016.
Ryamizard memastikan keberadaan para WNI yang diculik sejak 21 Juni lalu itu tak lepas dari pengawasan. "Itu kalau mereka bergerak lagi, intelijen ada di sana, pasti saya diinformasikan."
Ryamizard mengaku terus berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Filipina yang tengah disibukkan dengan peralihan pemerintahan dari kabinet lama ke kabinet Presiden Rodrigo Duterte. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini tak meragukan kerja samanya dengan Menhan baru Filipina, Delfin Lorenzana.
"Itu sudah terpilih sejak dua minggu lalu, saat saya koordinasi dengan (Menhan) yang lama, dia nempel terus," kata Ryamizard. Maksud Ryamizard, Lorenzana selalu dilibatkan dalam pertemuannya dengan Menhan Filipina sebelumnya, Voltaire Gazmin.
Baca Juga:
Gazmin masih bertugas hingga pemerintahan Filipina resmi beralih, Kamis kemarin. "Jadi, saat kita bicarakan (penyanderaan), Menhan baru lapor presiden baru, jadi nyambung," tutur Ryamizard.
Gazmin, sebelum resmi digantikan, sempat mengklarifikasi informasi yang menyebutkan TNI diizinkan masuk ke teritori laut Filipina. Dalam suatu pernyataan, Rabu kemarin, dia menyampaikan bahwa militer Indonesia hanya boleh masuk, dalam konteks pengejaran, jika kelompok penyandera bergerak dari Indonesia ke Filipina. Sedangkan, bila sirkulasi kelompok itu hanya di Filipina, penanganan hanya boleh dilakukan militer Filipina.
YOHANES PASKALIS