TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan kedatangan Presiden Joko Widodo pada acara buka bersama di Hotel Shangri-La Jakarta, Minggu, 12 Juni 2016, untuk rekonsiliasi dengan berbagai pihak setelah konflik internal yang sempat melanda partai beringin.
"Hanya bentuk rekonsiliasi setelah perbedaan pandangan yang terjadi dua tahun terakhir," kata Yorrys saat dihubungi Senin, 13 Juni 2016.
Yorrys menuturkan pertemuan itu merupakan bentuk komunikasi Golkar dengan pihak lain, termasuk Presiden. Walau begitu, Yorrys tidak tahu apa obrolan antara Ketua Golkar Setya Novanto dan Presiden. "Saya tidak tahu itu (isi obrolan Jokowi-Setya). Yang pasti secara resmi Pak SN sudah bertemu tiga kali dengan Pak Jokowi."
Dalam buka puasa yang diadakan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie itu dihadiri pejabat dan mantan pejabat. Berdasarkan pantauan Tempo di barisan depan terlihat mantan Menteri Kelautan Fadel Muhammad dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan. Di sebelahnya ada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Mantan presiden B.J. Habibie duduk di samping kiri SBY, yang duduk di bawah. Di sebelahnya ada Presiden Joko Widodo, yang berada di sisi Aburizal Bakrie.
Politikus Golkar lain, Agun Gunanjar, menambahkan, kedatangan Jokowi hanya bentuk silaturahmi dan tidak membicarakan perombakan kabinet. "Urusan reshuffle itu kami serahkan ke Presiden," kata Agun.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat yang juga politikus Golkar, Bambang Soesatyo, juga memastikan tidak ada isu reshuffle yang dibicarakan saat berbuka puasa. Menurut dia, kedatangan Jokowi pun bukan berarti sinyal kuat Jokowi meminta kader Golkar. "Tidak ada sinyal kuat, tidak ada juga permintaan mengikat Golkar kabinet," kata Bambang di DPR.
MITRA TARIGAN