TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Jawa Barat Hening Widiatmoko mengatakan, pemerintah menyiapkan 500 ton gula untuk menstabilkan harga gula di Jawa Barat. “Gula tersebut untuk operasi pasar murah dengan harga Rp 11.700, di bawah harga pasar,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 31 Mei 2016.
Hening mengatakan, gula dari Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) itu sengaja digelontorkan untuk mengendalikan kenaikan harga gula. “Ada kecenderungan harga naik pada komoditas tertentu saja, seperti gula pasir,” kata dia.
Menurut Hening, kenaikan harga gula saat ini terjadi akibat distributor produk itu menaikkan harganya. Catatan pantauan harga rata-rata gula pasir dalam negeri di lima pasar tradisional di Kota Bandung sudah menembus Rp 15 ribu per kilogram. “Dengan digelontorkan gula pasir dari PPI ini diharapkan harganya akan turun. Kita mengajak manajer pasar dan pedagang dilibatkan untuk menekan harga,” kata dia.
Hening mengatakan, operasi pasar khusus gula pasir sudah digelar sepekan terakhir di sejumlah kota besar yakni di Bandung, Cimahi, serta Cirebon. Lokasi operasi pasar akan diperluas hingga Bekasi dan Bogor. “Kita utamakan di daerah yang punya peluang terjadinya potensi gejolak harganya besar. Kita prioritaskan segera di situ,” kata dia.
Menurut Hening, pihaknya akan menggandeng Bulog untuk memperluas jangkauan operasi pasar untuk gula pasir itu. “Kita kerjasama dengan Bulog, dengan PPI supaya nanti jalan bareng. Targetnya di Jawa Barat 500 ton,” kata dia.
Sepekan ini, sekitar 5 ton gula pasir yang sudah digelontorkan. Kendati masih sedikit, Hening mengaku, akan meminta tambahan 300 ton lagi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan saat operasi pasar diperluas. “Selama bulan puasa kita akan lakukan operasi pasar ini tiap hari,” kata Hening.
Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jawa Barat Alip Affandi membenarkan pelibatan Bulog memperluas jangkauan operasi pasar untuk gula pasir. Bulog berencana memasarkan di semua outlet yang disiapkannya untuk operasi pasar murah sepanjang bulan Puasa ini, termasuk pelibatan Toko Tani Indonesia.
Alip mengatakan, sejumlah komoditas yang ditampung Bulog juga akan dilepas dalam operasi pasar murah. Salah satunya bawang merah. “Kebetulan kita menampung dari kelompok tani, masih kita simpan dari Garut, Bandung, Cimareme, serta Majalengka,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 31 Mei 2016.
Menurut Alip, harga bawang merah itu sedianya akan dilepas dalam operasi pasar murah Rp 25 ribu per kilogram, namun Dinas Perdagangan Kota Bandung yang meminta harga jualnya bisa ditekan lagi. “Kita akan jugal Rp 23 ribu per kilgoram,” kata dia,.
Alip mengklaim, stok bawang merah yang disimpan Bulog masih memadai. Stok itu masih terus bertambah dengan pembelian dari petani yang kini masih panen. “Kesepakatan Kementerian Pertanian dengan Bulog waktu itu membeli dari petani Rp 20 ribu per kilogram, sekarang kita turunkan harganya jadi Rp 18.450 per kilogram,” kata dia.
Alip mengklaim, kendati harga pembelian Bulog turun, petani bawang masih berminat menjual panennya. “Kemarin kami baru beli 53 ton,” kata dia. Hingga saat ini Bulog Jawa Barat sudah menggelontorkan bawang merah pembelian dari petani itu hingga 400 ton, salah satunya dilepas ke Jakarta.
AHMAD FIKRI