TEMPO.CO, Jakarta - Poros Muda Partai Golongan Karya resmi membubarkan diri setelah tercapai kesepakatan rekonsiliasi antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Juru bicara Poros Muda Partai Golkar, Andi Sinulingga, mengatakan kesepakatan rekonsiliasi tersebut berhasil mengakhiri konflik dualisme kepengurusan DPP Partai Golkar melalui rencana musyawarah nasional.
“Upaya yang kami lakukan itu sudah berhasil menjadi kesepakatan bersama oleh semua pihak, meskipun upaya rekonsiliasi masih menyisakan persoalan penting,” katanya lewat keterangan pers yang diterima Tempo, Kamis, 18 Februari 2016.
Persoalan penting yang dimaksudkan Andi di antaranya masalah kepanitiaan dan peserta munas. Selain itu, kata dia, menyangkut realisasi pelaksanaan munas yang demokratis, rekonsiliatif, serta berkeadilan.
Andi menilai penyelesaian masalah ini tidak membutuhkan instrumen Poros Muda Partai Golkar. Jadi, “Kami menganggap penting menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa Poros Muda Partai Golkar sudah resmi membubarkan diri,” ujarnya.
Adapun Poros Muda Partai Golkar dibentuk saat dualisme kepengurusan DPP Golkar semakin runcing antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Dualisme pengurus ini berujung saat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengembalikan kepengurusan DPP Golkar ke Musyawarah Nasional Riau pada 2009. Setelah resmi dibubarkan, Andi mengatakan tidak bertanggung jawab apabila masih ada kader partai yang mengatasnamakan Poros Muda Partai Golkar.
ARKHELAUS W