TEMPO.CO, Boyolali - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berencana menjemput pengikut Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang ditampung di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Penjemputan akan menggunakan Hercules milik TNI Angkatan Udara.
“Informasi yang kami terima, Pemprov Sumatera Utara sudah mengajukan permohonan ke Markas Besar TNI. Saat ini masih menunggu jawaban,” kata Kepala Subbidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya Politik Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Jawa Tengah, Haerudin, Senin, 15 Februari 2016.
Haerudin mengatakan, jumlah anggota Gafatar yang merupakan penduduk Sumatera Utara sebanyak 302 orang, termasuk anak-anak. “Kepastian pemulangan akan dibahas dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Sumatera Utara pada Selasa atau Rabu,” kata Haerudin.
Pengikut Gafatar asal Sumatera Utara di Asrama Haji Donohudan semula hanya 126 orang. Setelah didata ulang jumlahnya bertambah 176 orang. Sebagian di antaranya sudah ber-KTP Kalimantan Barat. Mereka rencananya akan dipulangkan ke Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
Hasil pendataan ulang langsung diklarifikasi oleh masing-masing pemerintah daerah di Sumatera Utara. Tim pemulangan berharap tidak ada “penumpang gelap” yang terangkut ke Sumatera Utara. Sebab, bila itu terjadi mereka akan kesulitantempat tinggal.
Selain Sumatera Utara, sejumlah pemerintah provinsi juga berencana menjemput warganya di Boyolali adalah Provinsi Lampung. Jumlah warganya di sana sebanyak 276 orang. Mereka yang ditampung di Asrama Haji Donohudan merupakan bagian dari pemulangan penghikut Gafatar di Mempawah, Kalaimantan Barat. Lebih dari 1.500 orang diusir oleh penduduk setempat karena dianggap menjebarkan ajaran sesat.
Gafatar di Mempawah membentuk komunitas yang mengembangkan sistem pertanian. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Berangkat ke Mempawah umumnya terdiri dari suami, istri dan anak. Kebanyakan mereka menjual aset untuk bekal ke Mempawah.
DINDA LEO LISTY