TEMPO.CO, Kediri – Hati Katumi, 48 tahun, gundah saat tiba di Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri, Senin, 25 Januari 2016 malam. Bersama 21 bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan paksa oleh pemerintah dari Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, wanita paruh baya ini mengaku tak punya gambaran soal hari-harinya ke depan. “Tidak tahu mau pulang ke mana, rumah sudah saya jual,” katanya terisak.
Tak hanya bingung soal tempat tinggal, Katumi juga khawatir dengan sikap masyarakat terhadap orang-orang yang dicap sebagai pengikut Gafatar. Pemberitaan soal Gafatar sebagai organisasi sesat serta penyerangan permukiman mereka di Pontianak menyisakan trauma. Karena itu, saat Penjabat Bupati Kediri Idrus memberikan nasihat, Katumi lebih banyak diam. Tatapannya menerawang. (Baca: Kenapa Gafatar Memilih Kalimantan, Ini Pengakuan Ketua Umum)
Tangisnya mulai reda ketika seorang perangkat Kecamatan Pare, tempat asalnya, menawarkan hunian sementara sebagai tempat tinggal. Perangkat tersebut menawarkan rumah warga sebagai tempat tinggal sementara. Karena tak ada pilihan lain, Katumi hanya pasrah.
Kondisi kelelahan juga tampak pada puluhan bekas anggota Gafatar lainnya. Sebagian masih beruntung memiliki kerabat untuk menampung mereka. Namun, bagi yang sudah tak memiliki apa-apa, pemerintah akan memfasilitasi penampungan di rumah warga yang sudah dipersiapkan. (Baca: Curhat Eks Gafatar Soal Permukiman Dibakar di Kalimantan)
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan yakin masyarakat bisa menerima kehadiran bekas anggota Gafatar. Pemerintah daerah bahkan menjamin kelangsungan hidup mereka, mulai mencarikan tempat tinggal hingga pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. “Mereka akan diawasi dan ditangani tim kecamatan masing-masing,” kata Haris.
Sementara itu, sebanyak 27 anggota Gafatar asal Kabupaten Blitar hari ini juga dijadwalkan tiba di kampung halamannya. Pemerintah daerah setempat menyatakan, dalam struktur kepengurusan Gafatar, mereka berperan merekrut pengikut untuk diajak ke Kalimantan.
“Kami akan meminta bantuan merangkul anggota Gafatar lainnya agar kembali ke jalan yang benar,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Blitar Puguh Imam Santoso. (Baca: Menteri Anies Jamin Anak-anak Eks Gafatar Dapat Pendidikan)
Tim penjemput dari pemerintah Blitar telah meluncur ke Wisma Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Diperkirakan rombongan ini akan membawa pulang anggota Gafatar pada pukul 22.00 WIB. Tim penjemput terdiri atas satu unit bus, ambulans, dan kendaraan dinas terkait.
HARI TRI WASONO