TEMPO.CO, Banjarmasin - Anggota Lajnah Tsaqofiah DPP Hizbut Tahrir Indonesia, M. Shiddiq Al-Jawi, mengakui memiliki konsep perjuangan khilafah yang sama dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun Al-Jawi menegaskan, HTI punya sudut pandang berbeda menuju konsep negara khilafah tersebut. ISIS, ia membandingkan, berjuang lewat jihad dan peperangan untuk menegakkan khilafah.
“HTI menegakkan khilafah tidak dengan perang atau jihad, tapi dakwah. Rasulullah (Nabi Muhammad) mendirikan negara Islam pertama di Madinah dengan cara dakwah. Kami (HTI) ada kejelasan konsep tentang khilafah ini,” ujar Al-Jawi setelah mengisi diskusi bertema “Islam tanpa Teror: Jalan Penegakan Syariah dan Khilafah” di Banjarmasin, Sabtu, 23 Januari 2016.
Menurut Al-Jawi, HTI belum menemukan kejelasan konsep khilafah yang diperjuangkan ISIS. Konsep khilafah yang dia maksud semacam konstitusi negara, pendidikan, dan sistem politik yang gamblang. Adapun HTI, Al-Jawi mengklaim, mengantongi konsep khilafah secara detail, seperti dasar negara khilafah.
Baca juga: Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Indonesia Tolak ISIS
Selain itu, ia menjelaskan, “Dari segi jati diri, organisasi ISIS tidak terlalu jelas siapa yang mendanai. HTI bukan kelompok bersenjata, tapi jelas berdakwah. Jihad bukan untuk menegakkan khilafah, tapi untuk membela diri saat diserang.”
Pihaknya siap angkat senjata membela Tanah Air jika Indonesia diserang bangsa asing, meskipun Indonesia bukan negara khilafah. Al-Jawi menuturkan jihad ala HTI dibuat untuk menyebarkan ajaran Islam melalui dakwah tanpa kekerasan. Itu sebabnya, DPP HTI mengecam keras aksi bom bunuh diri di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, beberapa waktu lalu yang mengatasnamakan Islam. Bom bunuh diri, menurut dia, tidak sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan perdamaian.
Baca juga: Revisi UU Anti-Terorisme, WNI Tak Boleh Jadi Simpatisan ISIS
Ia berharap peristiwa bom Thamrin tidak mengendurkan semangat dakwah HTI. “Kalau (bom Thamrin) dikaitkan dengan ISIS, bisa, karena mereka punya cara kekerasan untuk menegakkan khilafah. HTI minta polisi mengungkap siapa dalangnya, agar tidak ada spekulasi,” tutur Al-Jawi.
DIANANTA P. SUMEDI