TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak menghiraukan protes pengurus DPP Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie terkait dengan pembentukan Tim Transisi oleh Mahkamah Partai Golkar. JK mengatakan Golkar kubu Ical, sapaan Aburizal Bakrie, bukan menolak dirinya memimpin tim transisi partai, tapi mereka mempertanyakan legal standing posisi dia sebagai ketua Tim Transisi. "Ada pro-kontra, ya tidak apa-apa," kata JK di kantornya, Selasa, 19 Januari 2016.
Mengenai sikap kubu Aburizal yang terus memprotes, JK mengaku tak ambil pusing. Menurut dia, apa pun akan dilakukan agar Golkar kembali bersatu. "Apa pun caranya, ujungnya adalah persatuan," kata mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Pada Jumat lalu, Mahkamah Partai Golkar memutuskan membentuk Tim Transisi yang diketuai Jusuf Kalla. Adapun komposisi Tim Transisi ini, yakni mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai pelindung, serta anggota tim, antara lain Ginandjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latief, Siswono Yudo Husodo, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Theo L. Sambuaga, dan Sumarsono.
Tim ini dibentuk dengan maksud untuk merekonsiliasi Golkar secara total menuju musyawarah nasional, serta mengakomodasi dua versi kepengurusan Golkar yang tengah berkonflik, yaitu kubu Aburizal dan kubu Agung Laksono.
Pembentukan Tim Transisi ini menuai protes Wakil Sekretaris Jenderal Golkar kubu Aburizal, Lalu Mara Satriawangsa. Lalu Mara mengatakan tindakan JK yang menerima keputusan Mahkamah Partai Golkar untuk mengemban tugas sebagai Ketua Tim Transisi merupakan hal aneh.
Menurut Lalu Mara, JK menabrak kesepakatan yang telah ditandatangani Aburizal dan Agung Laksono beberapa waktu lalu. Dalam kesepakatan itu, kata Lalu Mara, semua pihak harus menghormati proses hukum hingga berkekuatan tetap. Dia mengatakan Mahkamah Agung belum memutuskan kasasi yang diajukan kubu Agung Laksono.
TIKA PRIMANDARI