TEMPO.CO, Jakarta - Rabu, 12 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo merombak kabinet kerja yang disusunnya. Ada enam menteri yang diganti. Mereka adalah Menteri Koordinator Perekonomian Sofjan Djalil yang digantikan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Susilo yang digantikan Rizal Ramli.
Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel digantikan oleh Thomas Lembong, Kepala Bappenas/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago digantikan oleh Sofjan Djalil, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto digantikan oleh Pramono Anung.
Isu perombakan kabinet pertama itu sudah memanas sejak Mei lalu dan semakin santer setelah Jokowi marah besar akibat dwelling time atau waktu bongkar-muat barang di pelabuhan. Selain itu, perombakan kabinet dianggap tak lepas dari desakan internal PDI Perjuangan yang merupakan partai pengusung Jokowi.
Pada Oktober, masalah reshuffle kabinet kembali mencuat setelah Partai Amanat Nasional memutuskan bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah. Bahkan, pada 23 Desember lalu, Ketua DPP PAN Aziz Subekti mengaku mendapatkan informasi valid dari lingkungan Istana Negara soal perombakan kabinet.
Aziz mengklaim sudah tahu siapa saja menteri yang akan diganti. Pertama adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan akan digantikan oleh Taufik Kurniawan, kader PAN yang saat ini menjadi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Selain itu, Azis mengatakan, Jokowi akan mengganti Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Menurut Azis, Siti akan digantikan oleh Asman Asnur, kader PAN yang saat ini menjadi anggota Komisi Kependudukan dan Kesehatan DPR. Namun, hingga kini, Jokowi belum menanggapi soal perombakan kabinet tersebut.
TIM TEMPO | ANGGA SUKMAWIJAYA