TEMPO.CO, Bojonegoro - Harga material pasir asal Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur, terpantau naik lebih dari 50 persen. Kenaikan terjadi setelah penambangan dengan cara sedot mekanik ditertibkan menyusul penertiban yang dilakukan di Lumajang terkait tragedi Salim Kancil.
Operasi penertiban terhadap sedot pasir mekanik dilakukan serentak di sejumlah titik di sepanjang aliran Bengawan Solo di dua daerah itu. Penertiban dilakukan aparat kepolisian bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamongpraja daerah setempat diantaranya dengan cara menyita mesin.
M. Anis, seorang penampung pasir Bengawan Solo di Bojonegoro, mengungkapkan bahwa harga pasir saat kemarau di Bengawan Solo biasanya Rp 125 ribu per meter kubik. Tapi kini Rp 175-200 ribu per meter kubik.
"Pasir khusus bahan cor bangunan bahkan bisa mencapai Rp 250 ribu per meter kubik dari sebelumnya Rp 200 ribu. Harganya naik cepat," kata dia, Jumat 4 Desember 2015.
Penyebabnya, kata dia, adalah stok yang tidak lagi melimpah karena penambang pasir hanya menggunakan cara manual. Mereka mengeruk pasir di dalam sungai dengan alat sederhana, yaitu pengki, cangkul yang kemudian dimasukkan ke perahu kayu ukuran rata-rata panjang 10 meter lebar 2 meter. "Cara manual seperti itu yang masih ditoleransi pemerintah," kata Anis.
Dia juga menuturkan kalau biasanya pasir Bengawan Solo dari Bojonegoro, Cepu, dan Tuban, dikirim ke sejumlah kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di antaranya ke Rembang, Pati, Purwodadi, Kudus hingga Demak, Jawa Tengah. Sedangkan di Jawa Timur, di antaranya dikirim ke Bojonegoro bagian selatan—terutama diperbatasan Nganjuk dan Jombang.
"Untuk keluar kota, harga pasir bisa naik tiga kali lipat arena ongkos transportasi juga ketatnya izin untuk keluar masuk antar-kabupaten," kata Anis.
Sebelumnya Pemerintah Bojonegoro dan Kepolisian Resort setempat meningkatkan operasi pengetatan penambangan pasir dari Sungai Bengawan Solo. Pengetatan dilakukan terutama untuk penggunaan sedot pasir mekanik, yang dinilai merusak lingkungan.
Terutama adanya ancaman longsor di tanggul-tanggul sungai. ”Ya, kita perketat,” ujar Bupati Bojonegoro Suyoto, beberapa waktu lalu.
SUJATMIKO