TEMPO.CO, Malang - Jalur pendakian sejumlah gunung di Jawa Timur ditutup selama musim kemarau. Tujuannya, mencegah kebakaran di hutan lindung yang menjadi perlintasan para pendaki. Terutama setelah kebakaran hutan di Gunung Lawu menelan tujuh korban nyawa sekaligus.
"Jalur pendakian ditutup sampai akhir kemarau," kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Istanto seusai apel siaga pengamanan hutan di Lapangan Rampal, Malang, Kamis, 29 Oktober 2015. Gunung yang jalur pendakiannya ditutup adalah Semeru, Lawu, Arjuna, dan Ijen.
Apalagi sejumlah gunung juga terbakar, yakni Lawu, dan Semeru. Sebagian besar kebakaran terjadi di jalur pendakian. Sedangkan kebakaran di Semeru diduga karena ulah pendaki yang tak memadamkan dengan sempurna api unggun yang dibuatnya.
Padahal Semeru terlarang membuat api unggun. Sebab, selain memicu kebakaran hutan, api unggun mengancam kelestarian hutan lindung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi memperkirakan kemarau berakhir November mendatang.
"Selain keteledoran pendaki, faktor cuaca ekstrem juga menjadi penyebab kebakaran hutan," ucapnya. Meski demikian, dalam kebakaran hutan, tak ditemukan unsur kesengajaan. Jadi aparat penegak hukum tak menetapkan tersangka dalam kasus kebakaran hutan.
Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menuturkan luas hutan di Jawa Timur mencapai 1 juta hektare atau 28 persen dari luas daratan Jawa Timur. Sedangkan 56 ribu hektare di antaranya rusak. Kerusakan terjadi karena faktor alam dan keteledoran masyarakat.
"Untuk itu, dibentuk satuan tugas pengamanan hutan," ujarnya. Satgas bertugas mengantisipasi perusakan hutan. Para petugas dilatih untuk memantau dan mengawasi hutan dari penjarahan dan perusakan. Apel siaga kebakaran hutan dihadiri unsur polisi hutan, Perum Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, dan Polri.
"Ini merupakan terobosan baru pengamanan hutan bersinergi," katanya. Apel dihadiri ribuan personel. Setiap regu menggelar simulasi pengamanan, seperti berpatroli dan atraksi bela diri. Untuk menunjang petugas pengamanan hutan, disiagakan kendaraan pemadam kebakaran khusus hutan dan alat komunikasi.
EKO WIDIANTO