TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sorong dan BPBD Raja Ampat mencatat gempa bumi berkekuatan 6,8 pada skala Richter selama 15 detik di Kota Sorong, Papua Barat, menyebabkan 17 orang luka berat, 45 orang luka ringan, dan 200 rumah rusak.
"BPBD melakukan penanganan pengungsi," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 25 September 2015. "Posko darurat telah didirikan."
Menurut dia, saat ini seluruh korban luka mendapat perawatan di Rumah Sakit Sele de Solu, Sorong. BPBD mengalami kesulitan karena tak memiliki tenda yang mampu menampung seluruh pengungsi. Saat ini, BPBD masih mendata korban dan jumlah kerusakan yang mungkin masih bertambah.
Gempa terjadi pada pukul 24.53 WIT dengan pusatnya berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer. Episentrum gempa berada di 31 kilometer timur laut Kota Sorong atau 68 kilometer timur laut Raja Ampat, Papua Barat. Intensitas gempa dirasakan pada skala IV-V Modified Mercalli Intensity di Kota Sorong, skala III-IV MMI di Raja Ampat dan Maybrat, serta II-III MMI di Manokwari.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," kata Sutopo.
Menurut dia, BMKG hingga saat ini masih mencatat terjadinya gempa susulan dengan kekuatan 4,3 SR pada pukul 02.34 WIT, yang disusul berkekuatan 4,1 SR, 4,3 SR, dan 4,4 SR. Intensitas guncangan gempa terasa lemah pada level II-III MMI di Kota Sorong.
FRANSISCO ROSARIANS