TEMPO.CO, Sukabumi - Sejumlah lapak milik pedagang kaki lima di Komplek Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jawa Barat, terbakar pada Kamis, 24 September 2015 sekitar pukul 19.00 WIB. Belum diketahui persis sumber api yang memicu kebakaran pasar terbesar di Kota Sukabumi tersebut.
Namun dari keterangan sejumlah warga, api berasal dari salah satu rumah toko yang berada di lokasi kejadian. "Api kayaknya dari salah satu ruko," kata Dede, salah seorang pedagang.
Dede mengaku melihat kobaran api membesar sekitar pukul 19.00 WIB. Padatnya lapak pedagang kaki lima di selasar ruas jalan di dalam komplek pasar cukup menyulitkan petugas pemadam kebakaran. Setidaknya 3 hingga 4 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan.
Para pedagang kaki lima maupun pemilik ruko di sekitar lokasi kejadian mengemasi barang-barang yang bisa diselamatkan. Petugas kepolisian menutup sementara akses Jalan Jenderal Ahmad Yani. Kendaraan yang biasa melintasi ruas jalan itu terpaksa dialihkan ke ruas jalan lainnya.
Baca:
Kabut Asap, Presiden Jokowi Rapat di Tengah Hutan Terbakar
Ahok Kaget: Anggaran Rotterdam Rp 3,5 T, Jakarta Rp 12,1 T
Aliran listrik di hampir sepanjang ruas Jalan Ahmad Yani dan sekitarnya dimatikan oleh pihak PLN. Hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai jumlah lapak pedagang kaki lima maupun ruko yang terbakar. Petugas pemadam kebakaran dibantu personel gabungan dari TNI dan Polri masih berjibaku memadamkan api.
Peristiwa kebakaran tersebut menjadi tontonan warga. Bahkan, ada sebagian warga yang berasal dari luar Kota Sukabumi datang melihat kebakaran ini. Selah satunya Nida, warga Kampung Cibaraja, Kecamatan Cisaat, Kabupaten sukabumi, yang nekat jauh-jauh datang hanya ingin melihat kehebohan kebakaran Pasar Pelita.
"Hampir semua teman kontak di BB (Black Berry) saya pakai DP kebakaran Pasar Pelita. Ini menbuat saya penasaran ingin melihatnya langsung," ungkapnya.
Hingga kini, api masih belum bisa dipadamkan. Kobaran api masih melalap sejumlah bangunan di komplek pasar tersebut. Petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api.
DEDEN ABDUL AZIZ
Simak juga:
Adnan Buyung Meninggal: Ada Mimpi Terpendam yang Tak Sampai
Tragedi Mina: Jemaah Sempat Diimbau Tunda Lontar Jumroh