TEMPO.CO, Jakarta--Presiden Joko Widodo resmi melantik enam menteri baru di dalam kabinet kerja. Penggantian jajaran menteri ini dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 79/P/2015. Perombakan ini bukan hanya menggambarkan cara Jokowi memperbaiki kinerja kabinte tapi juga merupakan hasil pergulatan politik selama beberapa bulan terakhir.
"Ke depan tak ada perubahan konstelasi politik yang besar tetapi Jokowi akan cenderung bermain aman ketimbang mengambil resiko," kata pengamat politik Gun Gun Heriyanto saat dihubungi Tempo, Rabu 12 Agustus 2015.
Baca juga:
RESHUFFLE KABINET: Soal Ini Jokowi Kalahkan Gus Dur & SBY!
Sindir Ahok 'Kepala Preman', Ketua FBR: Preman Itu Tak Bawel
Ia mengatakan kehadiran Pramono Anung menggantikan Andi Widjajanto di kursi Sekretaris Kabinet menegaskan Jokowi ingin merangkul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ia menganggap Pramono sebagai baseline representasi PDIP dan Megawati Soekarnoputri. "Ditambah Jokowi tak mencopot Puan Maharani dan Rini Soemarno," kata dia.
Dalam reshuffle ini, menurut Gun Gun, Jusuf Kalla tak kalah memperlihatkan jangkarnya. Sofyan Djalil yang hanya digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan pengaruh JK masih kuat. "Padahal kementerian ini sangat konseptual, apakah Sofyan cocok atau tidak, tak ada yang tahu persis," kata dia.
Baca juga:
Evan Dimas di Spanyol: Klub Promosi Divisi II, Ini Rapornya
Razia di Kos, 7 Wanita Cantik Ini Ternyata Doyan Narkoba
Meski demikian, kata Gun, ada satu nama yang justru akan sangat berpengaruh besar terhadap Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan. Posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan merangkap Kepala Staf Kepresidenan sangat strategis. "Jokowi menjadikan dia sebagai orang yang sangat berperan penting, terlepas dari pengaruh JK atau PDIP," kata Gun.
Melihat kecenderungan ini, Gun menyimpulkan Jokowi memainkan konfigurasi kekuatan politik perimbangan. Gun mengatakan reshuffle ini tak sesuai dengan yang diharapkan publik. "Malah memunculkan pertanyaan mendasar, ini untuk siapa dan untuk apa?" kata dia.
DINI PRAMITA
Baca juga:
RESHUFFLE KABINET: Pram Masuk, Tapi Mega Gagal Gusur Rini?
Evan Dimas di Spanyol: Klub Promosi Divisi II, Ini Rapornya