TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya membantah tuduhan bahwa dia memiliki ijazah yang diperoleh dari Universitas Berkley Jakarta. "Itu tidak benar," katanya di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu, 3 Juni 2015. "Saya enggak tahu kenapa tiba-tiba nama saya disangkut-pautkan dengan universitas itu."
Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa Rektor Universitas Berkley Jakarta, Liartha S. Kembaren, mengklaim Arief Yahya merupakan lulusan program doktoral di kampusnya. Menurut Liartha, gelar Doctor of Philosophy (PhD) bidang manajemen yang dimiliki Arief diperoleh dari Berkley Jakarta. Universitas ini diduga kerap menerbitkan ijazah doktoral palsu.
Liartha sendiri menyatakan kampus yang dipimpinnya itu merupakan cabang dari University of Berkley Michigan yang dibuka melalui kerja sama dengan Lembaga Manajemen Internasional Indonesia (LMII). Liartha adalah rektor universitas itu sekaligus Ketua LMII.
Dalam situs resminya, LMII mempublikasikan daftar alumnus yang meraih gelar PhD dari kampus tersebut. Sejumlah nama beken, seperti Arief Yahya, anggota DPR Kamarudin Watubun dan Lili Asdjudiredja, mantan Kepala Polda Sumut Irjen Hadiman, serta mantan Kepala Polda Jawa Tengah Alexander Bambang Riatmodjo, ada dalam daftar tersebut.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, sempat melakukan inspeksi mendadak di kampus LMII, yang ada di Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Dari hasil inspeksi, Nasir menyatakan LMII adalah kampus bodong karena izinnya hanyalah sebagai tempat kursus. Ijazah yang dikeluarkan LMII juga dinyatakan palsu.
Menurut Arief, dia tak pernah berhubungan dengan Universitas Berkley Jakarta. Menurut Arief, gelar Doktor Manajemen Bisnis yang dia miliki diperolehnya dari Universitas Padjadjaran, Bandung. "Saya studi program doktoral itu masuk tahun 2011 dan lulus tahun 2014," ucapnya. "Bahkan saya lulusan terbaik waktu itu, saya juga jadi Ketua Ikatan Alumni Program Doktoral Ilmu Manajemen Unpad."
Arief juga mengungkapkan riwayat studinya. Menurut dia, gelar Sarjana Elektronik (S1) yang dia miliki didapatkan dari Institut Teknologi Bandung. "Saya juga pernah jadi ketua Ikatan Alumni Elektro ITB." Sedangkan untuk gelar S-2, dia menambahkan, diperolehnya dari International University of Telematics di Inggris.
Sebetulnya, kata Arief, dia enggan berkomentar soal isu ijazah palsu tersebut. "Tapi karena jadi heboh, ya, sudah saya jelaskan saja semuanya." Dia tak tahu alasan di balik pencatutan namanya oleh Universitas Berkley. "Mungkin mereka ingin dipromosikan saja."
PRAGA UTAMA