TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wuryanto menduga penembakan dua anggota TNI di Aceh adalah hasil perbuatan kelompok teroris.
"Kalau Gerakan Aceh Merdeka sepertinya tidak karena ada kesepakatan di Helsinki. Kemungkinan karena kelompok-kelompok teror," ujar Wuryanto, Selasa, 24 Maret 2015.
Selasa tadi pukul 08.30, anggota Polres Lhokseumawe menemukan dua jenazah anggota TNI di Batikpilah, Nisam Antara, Aceh. Kedua jenazah yang diketahui bernama Sertu Indra dan Serda Hendri itu penuh luka tembak.
Sebelum ditemukan, kedua anggota TNI itu hilang sejak kemarin sore pukul 16.00. Mereka dinyatakan hilang oleh Kodim 0103 Aceh Utara. Ketika ditemukan keesokan harinya, mereka sudah dalam kondisi penuh luka tembak, terikat, berdekatan satu dengan yang lain, dan bertelanjang dada.
Kedua jenazah itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Karem. Adapun pihak TNI dan kepolisian menemukan 12 butir selongsong senapan mesin AK47 dan tiga selongsong senapan mesin M16.
Wuryanto melanjutkan, pihaknya belum bisa menentukan siapa kelompok teror, apakah ISIS atau bukan, yang diduga menembak kedua anggota TNI itu. Ia berkata, TNI bersama kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan.
"Latar belakang dan motivasi masih dalam pencarian. Apakah akibat dendam pada TNI, kami belum berani berspekulasi," ujar Wuryanto. Wuryanto melanjutkan, proses otopsi kedua korban masih berjalan.
ISTMAN M.P.