TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan banyak bekas kombatan Afganistan tak setuju dan menolak ISIS (Islamic State of Iraq and al-Sham—belakangan menjadi Islamic State (IS).
Dia yakin jaringan ISIS di Indonesia tak berasal dari jaringan mujahidin yang dulu pernah berlatih di Afganistan. Kelompok pengikut ISIS, kata dia, berasal dari generasi berbeda. "Jaringan Afganistan yang ikut jumlahnya tak banyak, hanya segelintir,” kata dia kepada Tempo, Senin, 11 Agustus.
Kepolisian, tutur Boy, mendapat laporan bahwa ada beberapa mahasiswa Indonesia di Timur Tengah yang terlibat dan berperang bersama ISIS. Kepolisian telah menerima informasi ada sekitar 50 orang Indonesia berangkat ke Suriah dan berbaiat kepada ISIS.
Boy mengatakan Kepolisian telah menyerukan kepada warga Indonesia yang pergi ke Timur Tengah agar tak terlibat dalam kegiatan kelompok radikal itu. Polisi, ujar Boy, terus memperkuat koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan mengimbau warga Indonesia agar tak menjadi pengikut ISIS.
YANDI R | IRA GUSLINA SUFA | ROBBY IRFANY | MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler
Keluarga Mandela Dukung Palestina
Pasangan Australia Salahkan Ibu Pengganti Thailand
Hanya 9 Orang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Iran