TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menutup lokalisasi prostitusi Dolly. "Bagus, hebat dong," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis, 19 Juni 2014.
Sedangkan penutupan lokalisasi di Jakarta belum dapat dilakukan. Ahok beralasan, lokalisasi prostitusi di Jakarta tersebar dan liar. "Justru kan sekarang liar, enggak terkontrol. Kami pun enggak tahu dia kena HIV atau apa." (Baca juga: Lokalisasi Dolly dan Jarak Resmi Ditutup)
Risma menutup lokalisasi prostitusi Dolly pada Rabu, 18 Juni 2014. Dia berniat mengubah Dolly menjadi taman kota yang bisa digunakan warga untuk beraktivitas bersama. Selain itu, ada gagasan mengubah wajah Dolly menjadi industri rumahan dan sentra pedagang kaki lima. Banyak penolakan yang muncul atas penutupan tersebut, terutama dari para pekerja seks komersial, muncikari, dan warga yang selama ini kecipratan rezeki dari geliat bisnis esek-esek itu.
Menurut Ahok, pihaknya pun sedang berupaya menutup lokalisasi prostitusi Kali Jodo, Jakarta Utara. "Tapi itu bukan karena kami mau tutup prostitusinya, tapi karena lokalisasi itu di atas jalan inspeksi," tuturnya. Lokasi tersebut memang terletak di pinggir Kanal Banjir Barat. (Baca juga: Ini Poin-poin Deklarasi Penutupan Dolly)
Meski demikian, kata Ahok, itu bukan berarti dia melegalkan prostitusi. "Di DKI, kami juga enggak izinkan. Makanya, ini munafik, kan," ujar Ahok. Pasalnya, menurut mantan Bupati Belitung Timur tersebut, prostitusi habis-habisan dilarang tapi korupsi dibiarkan. "Melacurkan diri dan korupsi sama-sama dosa dan masuk neraka."
NINIS CHAIRUNNISA
Berita lainnya:
Tigerair Siap Bantu Pengembalian Tiket Mandala
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, KPK Santai
Hujan Ekstrem di Jabodetabek hingga Pekan Depan