TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menelurkan gagasan baru membuat kantong parkir bawah tanah di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta untuk mengatasi kemacetan di kawasan sekitar Malioboro.
“Sekarang yang saya pikirkan, bagaimana agar bisa ngerong (membangun parkir bawah tanah) di kawasan Bank Indonesia dan Benteng Vredeburg,” kata Sultan di kantor Gubernur DIY, Kamis, 27 Desember 2012.
Baca Juga:
Sultan sempat mengusulkan kantong parkir di bawah tanah sekitar 4 tahun lalu di kawasan alun-alun utara Keraton Yogyakarta. Namun gagasan itu ditentang budayawan. Sedangkan rencana membuat kawasan parkir di lahan bekas Bioskop Indra di depan Pasar Beringharjo hingga kini masih bermasalah dengan pemilik lahan.
Selain kawasan itu, Sultan menunjuk kawasan di sekitar Stasiun Tugu. “Pembangunannya harus satu paket dengan revitalisasi Stasiun Kereta Api Tugu. Kan masih banyak lahan kosong di sana. Jadi DIY kerja sama dengan PT Kereta Api,” kata Sultan. Kebutuhan kantong parkir di Yogyakarta sekitar 30 ribu-40 ribu meter persegi.
Yogyakarta saat ini menghadapi masalah kemacetan lalu lintas, terlebih saat libur panjang di pusat kota. Menurut Sultan, larangan kendaraan masuk ke kawasan Malioboro bukan solusi mengatasi kemacetan di Yogyakarta. Sebab, katanya, larangan itu justru menimbulkan kemacetan di kawasan lain.
“Mau tak mau kendaraan kan di parkir di Jalan Mataram, di Taman Parkir Abu Bakar Ali. Jadinya akan memacetkan kawasan di sekitar Malioboro,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DIY Rani Sjamsinarsi punya solusi lain menangani kemacetan lalu lintas, di luar solusi kantong parkir yang digagas Sultan. Menurut Rani, instansinya kini berupaya mengoptimalkan keberadaan angkutan umum. “Dishubkominfo punya target mengurangi kendaraan pribadi dengan menambah angkutan publik pada 2017,” kata Rani.
Sedangkan optimalisasi jalan untuk arus lalu lintas saat ini yang tengah dilakukan adalah melakukan pelebaran jalan arah timur-barat yang melalui selokan Mataram. Sedangkan untuk selanjutnya adalah jalur selatan-utara. “Itu untuk memecah arus lalu lintas,” kata Rani.
PITO AGUSTIN RUDIANA