TEMPO.CO , Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD membeberkan jalan untuk 'menggoyang' kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Salah satu caranya adalah dengan melibatkan Mahkamah Konstitusi," kata Mahfud saat ditemui di Gedung MK, Rabu 3 Oktober 2012.
Jurus pertama, seperti yang telah disebutkan Mahfud, adalah dengan mengajukan uji materilUndang-undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Hingga kini, Mahfud mencatat sudah 14 kali UU KPK diuji supaya dibatalkan karena dinilai inkonstitusional. "Tapi 14 kali pula MK menyatakan KPK sah, konstitusional dan harus didukung," kata Mahfud.
Cara kedua, dengan mempermasalahkan legitimasi pimpinan KPK. Di dalam UU KPK, kata Mahfud, disebutkan KPK dipimpin lima orang secara kolektif kolegial. Namun realitanya, menurut dia, kepemimpinan itu dikecilkan.
Pengecilan kepemimpinan KPK yang dimaksud Mahfud, misalnya terjadi saat mantan Ketua KPK Antashari Azhar ditahan atas kasus pembunuhan. Pasca-kejadian itu, kata Mahfud, DPR lewat Komisi III langsung menyatakan bahwa KPK sudah tidak punya legitimasi lagi karena kolektif kolegialnya habis.
"Kalau menurut undang-undang, ketika pimpinan ditahan, maka harus diberhentikan. Lalu saya bersama LBH mengingatkan tiga orang pimpinan saja masih bisa kolektif kolegial," ujar Mahfud.
Dia menambahkan, KPK juga bisa dihabisi saat mantan pimpinan KPK lainnya, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, dijadikan tersangka. Pasalnya, ketika keduanya jadi tersangka, kolektif kolegial KPK bisa dianggap habis.
"Nah, saya selamatkan kedua orang itu. Karena mereka yang menyandang status tersangka tidak bisa diberhentikan sampai proses peradilannya selesai," ujar Mahfud melanjutkan.
Cara ketiga atau terakhir, kata Mahfud, adalah dengan merevisi UU KPK.
Menurut Mahfud, tidak ada yang berani mengatakan secara langsung ingin melemahkan KPK. "Tapi perilaku yang terlihat sebagai langkah untuk melemahkan itu ada banyak," ucapnya.
ISTMAN MP
Berita terpopuler lainnya:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi
Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?
Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan
Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook
Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria
Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat