TEMPO.CO, Jakarta - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional. Hal ini disebabkan sejumlah komoditas di pasaran naik cukup tinggi jelang Ramadan ini.
"Sidak dilakukan berdasarkan informasi yang diterima dari warga mengenai mahalnya harga-harga di pasaran," kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cianjur, Susilawati, di Cianjur, Kamis 19 Juli 2012.
Sidak dilakukan di dua pasar berbeda, yakni Pasar Induk Cianjur (PIC) dan Pasar Ciranjang untuk melihat perbedaan harga dan stok yang dimiliki. Menurut Susi, beberapa penemuan hasil sidak, yaitu adanya perbedaan harga yang cukup jauh antara Pasar Ciranjang dan PIC. Contohnya, untuk harga daging ayam di Ciranjang hanya Rp 28 ribu per kilogram, sedangkan di Pasar Induk Cianjur mencapai Rp 30 ribu.
"Ini merupakan temuan menarik yang nantinya akan kami bahas dalam rapat Komisi untuk direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi yang menyebabkan kenaikan harga-harga tersebut,” katanya.
Kondisi ini, kata Susilawati, harus bisa diatasi. Pemerintah Kabupaten harus aktif mengawasi adanya indikasi spekulan-spekulan yang memanfaatkan momen menjelang puasa ini dengan menimbun barang. Hal itu berdampak pada kenaikan harga di pasaran. "Kami berharap mahalnya barang saat ini tidak berimbang dengan kurangnya barang di pasaran. Apalagi menjelang puasa kebutuhan biasanya bertambah," ujarnya.
Ningsih Suryana, 60 tahun, pedagang daging ayam di Pasar Induk Cianjur, mengatakan harga daging ayam sudah naik beberapa hari di kisaran Rp 29 ribu-Rp 30 ribu per kilogram dari harga asal Rp 24 ribu per kilogram. "Mau gimana lagi, dari distributornya juga udah naik," katanya.
Lilis Sumiyati, 45 tahun, pedagang daging sapi, mengaku harga saat ini mencapai Rp 68 ribu-Rp 70 ribu per kilogram dari harga asal Rp 62 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram. "Sudah naik seminggu ini. Menjelang Lebaran kemungkinan akan naik lagi,” katanya.
DEDEN ABDUL AZIZ