TEMPO.CO, Jakarta-Pemerintah Rusia awalnya tidak percaya Indonesia mampu melakukan investigasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat, pada 9 Mei lalu. Namun, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil meyakinkan negara pembuat pesawat tersebut.
Ketua KNKT, Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Tatang Kurniadi mengakui hal itu. "Awalnya mereka menawarkan fasilitas lebih canggih, tapi kami bilang ada (fasilitas itu) di Indonesia, walau bukan punya KNKT," kata Tatang saat wawancara eksklusif dengan wartawan Tempo Andari Karina Anom di kantornya, Senin 21 Mei 2012. (baca Majalah Tempo Edisi 28 Mei 2012)
Tatang menyebutkan misalnya untuk alat elektronik, Indonesia punya Lembaga Elektronik Nasional. Selain itu, dia menambahkan, ada laboratorium di Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia. "Itu memang bukan punya KNKT, tapi hubungan persahabatan kami dengan institusi dan perorangan bisa dianfaatkan untuk kepentingan investigasi.
Jurus Tatang untuk meyakinkan Rusia ternyata ampuh sehingga bisa menerima. Rusia, kata Tatang, melihat KNKT mampu men-download CVR (cockpit voice recorder- bagian dari kotak hitam). "Mungkin awalnya pihak Rusia memperkirakan kita tidak bisa buka CVR ternyata kita bisa buka, unggah dan dengar. Hal ini bisa dijadikan andalan investigasi sebelum kita kelak menemukan FDR (flight data recorder - bagian lain dari kotak hitam).
Awalnya Rusia ingin membawa kotak hitam ke negaranya untuk diselidiki di negaranya. Tapi, KNKT menolak. Berdasarkan aturan internasional, Tatang menjelaskan karena kejadiannya di Indonesia maka harus dibuka di Indonesia meski pesawatnya milik Rusia. "Mereka harus mengikuti aturan internasional," kata Pria kelahiran Soreang, Jawa Barat, 3 April 1946 yang lulus AKABRI Udara Angkatan 1970 ini.
Tatang menampik kabar bahwa kotak hitam Sukhoi SJ 100 dibawa ke Rusia. "Ini dia ada di sini (menunjuk k perangkat kotak hitam." mantan anggota komisi II DPR ini menegaskan.
KNKT meminta Rusia memberikan part number untuk alat itu. "Jadi bukan black box-nya yang diangkut ke sana, tapi part number yang di bawa ke sini. Mereka sudah kirim Kamis (17 Mei 2012) malam. Nomor itulah yang kami gunakan untuk membuka kotak hitam," kata Tatang.
Kecelakaan Sukhoi SJ 100 pada saat demo penerbangan di Indonesia mengalami kecelakaan di Gunung Salak, 9 Mei 2012. Akibat kejadian itu, 45 penumpang yang terdiri dari perwakilan dari pembeli, wartawan peliput, serta kru pesawat, tewas.
Investigasi kecelakaan masih terus berjalan. Menurut Tatang, kemungkinan paling cepat hasil final penyelidikan baru bisa diumumkan setahun mendatang.
RINA WIDIASTUTI | ANDARI KARINA ANOM
Berita lain
Tragedi Sukhoi di Gunung Salak
Kisah Pengumpul ‘Puzzle’ Jenazah Korban Sukhoi
Rusia Pikir Amerika Sabotase Sukhoi
Muncul Isu Tragedi Sukhoi Akibat Sabotase Bisnis
Centang-perenang Menara Pengawas Pesawat (ATC)
Ayat Kursi & Kisah Getir Pilot Mengontak Bandara
Makam Keramat di Kawasan Tempat Jatuh Sukhoi