TEMPO Interaktif, Palangkaraya - Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Palangkaraya dengan beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah, seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya, tergenang banjir. Ruas jalan yang terendam berada di Desa Pararapak, Kecamatan Kalahien, Kabupaten Barito Selatan. Banjir yang terjadi akibat tingginya curah hujan itu menggenangi Jalan Trans Kalimantan poros tengah sejak sepekan terakhir dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter (cm) sepanjang lima kilometer.
Menurut Ming Apriady, pemilik Travel Tulus, Palangkaraya, jalan yang tergenang banjir itu hanya bisa dilewati sepeda motor dengan mempergunakan feri (perahu kecil yang digandeng dua). Sementara itu, untuk mobil terpaksa estafet atau berputar malalui jalan darat Provinsi Kalimantan Selatan yang memakan waktu 12 jam. Rute itu sangat tidak efisien jika dibanding menggunakan jalur Trans Kalimantan yang waktu tempuhnya hanya empat jam.
"Jadi, saat ini, kita hanya bisa menyeberangkan para penumpang dengan cara estapet," kata dia di Palangkaraya, Kamis (22/4), "Sebab, mobil tidak bisa naik feri kecil."
Kepala Bidang Transpotasi Darat, Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi, Kalimantan Tengah, James mengaku hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan dari kabupaten. “Namun, hari ini, kita langsung akan melakukan koordinasi dengan kabupaten," kata dia. Hal itu dilakukan agar banjir di ruas Trans Kalimantan tersebut bisa segera dicarikan pemecahan.
James menambahkan, banjir yang melanda jalan nasional tersebut merupakan fenomena alam dan sering terjadi di kawasan itu apabila curah hujan tinggi. Bila banjir terjadi hanya kendaraan roda dua yang bisa lewat kawasan itu dengan menggunakan feri .Sedangkan kendaraan roda empat tidak bisa melalui kawasan tersebut. "Kita akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menanggulai masalah banjir ini.” kata dia.
KARANA WARDANA WIJAYA