Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sedikitnya 800 warga di Kecamatan Bambanglipuro dan Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, terserang wabah penyakit chikungunya. Sejak dua minggu ini, penyakit chikungunya atau yang biasa disebut flu tulang itu merambah di delapan desa di dua kecamatan tersebut. Warga yang menderita chikungunya, kebanyakan hanya berobat ke mantri desa. Padahal akibat mewabahnya chikungunya, aktivitas warga terhenti. Penderita chikungunya, kebanyakan hanya berbaring di kasur dan tidak bisa pergi ke mana-mana."Mau kerja bagaimana? Untuk menggerakkan badan saja tidak bisa. Kemarin sudah berobat ke mantri dan sudah diberi obat. Ya sudah agak mendingan tapi sampai sekarang belum sembuh total," kata Daru, 29 tahun, warga Dusun Gunungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Jumat (16/1).Menurut Daru, di keluarganya ada tiga orang yang terserang chikungunya. Rata-rata untuk sembuh membutuhkan waktu lebih dari 10 hari. "Di keluarga saya ada 3 orang yang kena. Tapi di tetangga, dari enam orang anggota keluarga, lima orang terkena semua," kata dia.Kepala Dusun Dusun Gunungan, Desa Sumberagung, Murtijan, 55 tahun, menjelaskan, dari sekitar 400 penduduk di desa ini, hampir 80 persen yang terserang chikungunya. Peristiwa ini, kata dia, sudah dilaporkan ke kecamatan tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Dijelaskan Murtijan, wabah ini mulai menyerang sejak awal Januari lalu. Di Kecamatan Sanden, wabah chikungunya menyerang di Desa Srigading. Sarijah, 44 tahun, warga Srigading mengatakan, wabah chikungunya kemungkinan berasal dari Bambanglipuro. Dalam seminggu ini, kata dia, lima orang di desa ini terserang chikungunya. "Tahun 2002 lalu, wabah penyakit seperti ini pernah terjadi tapi kemudian hilang. Dan sekarang koq muncul lagi," kata dia.Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Aries Suyanto, saat dikonfirmasi mengakui, chikungunya memang sedang menyerang di beberapa wilayah di Kabupaten Bantul. Penyakit chikungunya, kata dia, ditularkan oleh nyamuk jenis aides Albaticus.Untuk menghambat wabah ini terus meluas, , kata Aris, hanya bisa dilakukan dengan memotong mata rantai penyebaran nyamuk tersebut. Caranya dengan membersihkan dan memberantas sarang nyamuk. Atau kalau memang perlu, kata dia, pihaknya akan segera melakukan penyemprotan. Syaiful Amin - Tempo News Room
Iklan
