Target produksi 50 persen itu, adalah tes awal untuk melihat prospek berlanjutnya proses produksi selanjutnya hingga mencapai hasil produksi seperti biasanya. Produksi 50 persen itu, dia melanjutkan, sudah disetujui oleh pihak Exxon Mobil. "Itu sudah menjadi kesepakatan bersama antara Exxon Mobil dan Pemerintah Indonesia. Jadi, sudah pasti Exxon setuju, kan sudah komitmen dua pihak," kata Baihaqi.
Pemerintah, Baihaqi melanjutkan, memproyeksikan hasil LNG Arun setiap bulannya akan mencapai US$ 100 juta. Perhitungan harga per10 kargo (hasil setiap 1 kali produksi) sebesar US$ 10 juta. "Mudah-mudahan hasil produksi ini juga dapat membantu rakyat Aceh," dia berharap. Dengan demikian, rakyat Aceh pun akan merasa senang, seperti respon mereka saat rencana dimulainya produksi ini disebarluaskan kepada mereka beberapa waktu lalu
Untuk keamanan produksi, akan ditempatkan satuan keamanan dari Kepolisian dan TNI yang menjaga wilayah pabrik Exxon Mobil. Begitu pula untuk keamanan pegawai, Baihaqi mengatakan akan dikerahkan sejumlah aparat untuk mengantar mereka pulang dan pergi ke tempat kerja mereka di wilayah kerja Exxon Mobil.
Exxon Mobil, perusahaan minyak milik Amerika di Arun, Aceh, ini menghentikan kegiatan produksinya sejak April lalu. Penghentian produksi akibat adanya gangguan yang terjadi pada kluster 1 dan 4 berupa ledakan, yang menurut keterangan dari Direktur Exxon Mobil Oil di Amerika Serikat, diakibatkan oleh hubungan arus pendek. (Sri Wahyuni)