INFO NASIONAL - Struktur perekonomian yang terkonsentrasi hanya kepada beberapa sektor, terutama sektor komoditas primer, dapat menyebabkan perekonomian Indonesia rentan terhadap gejolak. Hal ini dikatakan Gubernur Bank Indonesia seusai Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah yang diinisiasi Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim di Balikpapan, Jumat 14 Juli 2017.
Untuk mengatasi kerentanan tersebut, menurut Agus, perlu berbagai langkah terintegrasi untuk memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah yang masih banyak ditopang komoditas primer. Sebagai contoh, Agus menyebut Kalimantan yang kaya sumber daya alam, pertumbuhan ekonominya pada tahun 2015 dan 2016 berada pada posisi 1,2 persen dan 2 persen, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. “Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mengalami kontraksi, di bawah 0 persen dalam dua tahun ke belakang,” ujar Agus.
Baca Juga:
Menurut Agus, Rakor mengidentifikasi tiga kebijakan utama yang mesti dijalankan. Pertama memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil, dan memperkuat tata kelola birokrasi. Kedua, mengoptimalkan berbagai potensi berbagai sektor ekonomi di daerah, baik melalui diversifikasi vertikal (hilirisasi), maupun horizontal. Ketiga, mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kawasan industri secara terpadu.
Rakor mengusung tema “Mendorong Strategi Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional.” Selain Gubernur BI, berbicara dalam Rakor ini Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Thahar, Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak dan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie. Hadir jajaran pejabat provinsi se-Kalimantan serta bupati dan walikota se Kalimantan Timur.
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menghimbau pemeringah daerah untuk tidak membuat rumit peraturan terkait dengan investasi. “Bisa puluhan miliar dolar investasi masuk karena sudah terbukti investasi di Indonesia bisa kembali dalam waktu 7, 8 tahun. Siapa yang tidak mau?,” kata Luhut.
Baca Juga:
Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak berkomitmen untuk melakukan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, baik secara vertikal maupun horizontal. “Kalimantan Timur bertekad menjalankan hilirisasi di semua koditas. Kelapa sawit kita selama ini hanya sebatas menghasilkan CPO (crude palm oil), belum sampai diproses menjadi minyak goreng, margarin atau kosmetik,” ujarnya.
Awang juga berterimakasih acara Rakor diselenggarakan BI di Kalimantan Timur sehingga bisa beberapa persoalan daerah dibicarakan langsung dengan pejabat pemerintah pusat terkait. “Tadi sudah dibicarakan bahwa jalan tol akan selesai pada 2018. Begitupula Bandara Samarinda sudah dibicarakan dengan Menteri Perhubungan tadi, akan dikelola Angkasa Pura I.” ujar Awang. (*)