TEMPO.CO, Semarang - General Manager Air Nav Cabang Semarang, Kristanto mengatakan kepastian helikopter jenis Dauphin milik Badan SAR Nasional yang jatuh di Gunung Butak, setelah konfirmasi dari seorang anggota TNI di Kabupaten Pemalang. Setelah lost contact pada pukul 16.20, Air Nav berusaha memanggil.
“Kami pangil tak ada jawaban, kemudian kami coba hubungi stasiun kami Solo, Jogja bahkan Jakarta yang pelayanan dengan SS juga tak ada kontak dengan heli,” kata Kristanto, di hadapan komisi V DPR RI di Semarang, Selasa 4 Juli 2017.
Baca: Kotak Hitam Helikopter Basarnas yang Jatuh Ditemukan
Kemudian, Air Nav menghubungi seorang anggota TNI di Pemalang yang punya kemampuan mengetahui penerbangan. “Akhirnya kami dapat informasi dari rekan di Pemalang helikopter nabrak tebing,” kata Kristanto.
Sayangnya Kristanto tak sempat menjelaskan siapa anggota TNI di Kabupaten Pemalang tersebut. Sebelum helikopter take of, ia menerima rencana penerbangan tersebut dalam rangka melihat situasi langsung kondisi gunung Dieng pada pada pukul Jam 15.00.
Ia pun memproses dalam sebuah data mengisi semua rencana penerbangan yang diinformasikan di seluruh stasiun Air Nav di Solo dan Yogyakarta yang dilalui heli tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Ahmad Yani Semarang, Bayu Umbaran memastikan cuaca saat penerbangan helikopter jenis Dauphin milik Badan SAR Nasional dalam kondisi clear. Hal itu berdasarkan observasi stasiun Ahmad Yani yang menunjukan kondisi cuaca berawan kecepatan angin 9 hingga 15 kilo meter per jam.
Baca: Kronologis Jatuhnya Helikopter Basarnas Menuju Kawah Sileri Dieng
Berdasarkan analisis citra satelit pada pukul 16.00 hingga 17.00. Keadaan cuaca pada ketinggian 1.000 hingga 6.000 meter di Pengunungan Sindoro juga berawan kecepatan angin 9 hingga 19 kilometer per jam arah timur laut tenggara.
“Sekitar Sindoro dalam keadaan clear, begitu pula dari Gringsing hingga Gunung Sindoro,” kata Bayu Umbaran .
Ia menjelaskan clear yang dimaksud adalah meski berawan, namun penglihatan mendatar mampu menembus hingga 8 ribu meter saat di ketinggian 1.000 hingga 6.000 meter. “Artinya penglihatan masih menjangkau 8 kilometer,” kata Bayu.
Jarak pandang itu 8 kilometer itu dinilai clear untuk penerbangan, meski masih ada lapisan pembekuan awan. Meski begitu, Bayu menjelaskan kondisi di lokasi kejadian musibah helikopter basarnas ada empat gunung dan lembah membuat lembaganya maupun penerbang kadang sulit memprediksi munculnya kabut pada sore hari.
EDI FAISOL
Video Terkait:
Kapolda Jateng: 8 Jenazah Korban Heli Basarnas Telah Dievakuasi