TEMPO.CO, Bandung - Puluhan orang berbaju hitam-hitam nyaris terlibat bentrokan dengan massa LSM PMPR Indonesia, di sisi timur Jalan Diponegoro, Gedung Sate. Masa LSM PMPR yang membawa poster menolak radikalisme, komunisme dan terorisme itu beradu mulut dengan massa berbaju hitam tersebut.
Massa berbaju hitam yang terdiri dari gabungan kelompok mahasiswa, dan aktivis lintas gerakan itu dihadang saat hendak bergabung dengan kelompok buruh KASBI yang tengah aksi di depan Gedung Sate. Petugas polisi cepat melerai setelah kedua kelompok itu saling lempar botol plastik kemasan minuman.
Massa berbaju hitam yang bergerak dari sisi timur Jalan Diponegoro lalu berbelok menuju Jalan Sentot Alibasya, dengan niat memutari Lapangan Gasibu untuk bergabung dengan kelompok buruh lewat sisi baratnya. Barisan polisi bermotor memagari mengikuti arah pergerakan kelompok massa berbaju hitam tersebut.
Baca juga: Hari Buruh, Demonstran Bakar Karangan Bunga untuk Ahok
Aksi perusakan pertama terjadi pada mobil milik salah satu operator telepon yang parkir. Coretan cat hitam bertuliskan "monyet" menghiasi kap mobil. "Tadi kelompok itu yang nyoret," kata pegawai operator telepon yang ditemui di dekat mobilnya.
Kelompok massa sempat dihadang dijalan di sisi barat Lapangan Gasibu. Massa berbaju hitam itu kembali dicegat barisan polisi. Mereka membakar ban di depan barisan polisi, lalu merusak baliho di pagar pembatas proyek Hotel Pulman di sisi barat Lapangan Gasibu. Mereka juga mencoreti pagar proyek yang telah di robek itu.
Kekompok baju hitam itu berbalik arah. Mereka keluar dari jalan dan membelok menuju Jalan Surapati. Polisi mencegat kendaraan yang hendak melintas. Kelompok baju hitam itu lalu menyusuri Jalan Prabudimuntur menuju bawah jembatan layang Pasupati menuju Jalan Ir Haji Juanda. Sepanjang jalan, beberapa anggota kelompok itu mencoreti pagar rumah warga dengan huruf "A" yang dilingkari dan dicoret mendatar pada bagian atasnya, simbol Anarki.
Di perempatan Jalan Ir Haji Juanda mereka merusak pagar seng yang dipasang melingkari Taman Cikapayang yang tengah menjalani renovasi. Masa juga merusak pos polisi di sebelah taman itu dengan melemparinya hingga memecahkan kaca-kaca pos polisi tersebut.
Massa berjalan terus menyusuri Jalan Ir Haji Juanda hingga membelok menuju Jalan Ganesa. Barisan polisi bermotor yang mengiringi kelompok itu dalam jarak yang lumayan jauh lalu memutar setelah kelompok berbaju hitam itu berbelok ke Jalan Ganesa.
Sepanjang jalan, kelompok berbaju hitam itu sempat membagikan leaflet berisi ajakan aksi buruh. Leaflet yang dibagikan itu mengatasnamakan kelompok Pembebasan Kolektif Kota Bandung, Aliansi Mahasiswa Papua, BEM ISBI Bandung, Daunjati, LPIK UIN SGD Bandung, dan Komunitas Literasi Anak Semua Bangsa.
Isinya sederet tuntutan mulai dari penolakan upah murah, penolakan sistem outsourcing, cuti haid dan cuti hamil tanpa syarat, pencabutan Undang-Undang Penempatan TKI, pembentukan desk khusus pidana perburuhan di kepolisian, cabut status objek vital pada kawasan industri, rumah murah untuk rakyat, stop intervensi polisi pada kasus perburuhan, stop penggusuran, hingga penarikan TNI Polri dari Papua dan membuka seluasnya Papua bagi jurnalis.
Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Hendro Pandowo mengatakan, polisi masih belum mengetahui asal massa berbaju hitam yang melakukan aksi vandalisme itu.
“Kami masih dalami, siapa itu, dari kelompok mana, dari satu LSM atau organisasi mana, kita masih dalami,” kata dia di Bandung, Senin, 1 Mei 2017. Massa itu diklaimnya bukan buruh. “Aspirasi yang disampaikan berbeda karena bukan buruh, elemen mana masih kita pelajari.”
Hendro mengatakan, baru mendapat laporan perusakan itu tertuju pada satu pos polisi di dekat Taman Cikapayang, Jalan Ir Haji Juanda. Anah buahnya, tengah memeriksa pos polisi dan mengumpulkan saksi-saksi.
“Kalau nanti ada pasal pidana yang dilakukan tentu kita akan konstruksikan dengan pasal yang dilanggar, dan kita akan lidik,” kata dia. Pelaku, ujarnya, harus mempertanggungjawabkan secara hukum pasal apa yang dilanggar.
Aksi peringatan Hari Buruh Nasional di depan Gedung Sate berakhir sore hari setelah sejumlah kelompok buruh bergantian berunjuk rasa. Massa buruh dari kelompok KASBI yang menutup aksi Hari Buruh sore hari di tengah hujan deras. Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan sempat berorasi di depan buruh.
Simak juga: Hari Buruh, Solidaritas Jurnalis Bandung Tuntut Kesejahteraan
“Mudah-mudahan apa yang jadi tuntutan bisa direalisasikan sepanjang memang sesuai dengan kondisi situasi pemerintah saat ini,” kata dia, 1 Mei 2017.
Anton mengklaim, perayaan Hari Buruh Nasional di Jawa Barat berlangsung aman. “Kondusif semu. Insya Allah,” kata dia.
Selepas buruh bubar, Anton memerintahkan petugas polisi yang berjaga mengamankan aksi buruh di Gedung Sate untuk memunguti sampah-sampah yang terserak di Jalan Diponegoro. Anton turun tangan sendiri memunguti sampah.
“Kadang-kadang kita lupa pada hal yang kecil, buang sampah. Ini biar jadi budaya karena yang kecil ini, dengan budaya disiplin ini kita bisa maju kalau kita disiplin cinta pada kebersihan,” kata dia.
AHMAD FIKRI