INFO JABAR - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan produk kerajinan terkait dengan kreativitas harus terus dikembangkan. Pasalnya, produk kreatif biasanya umurnya pendek.
“Karena itu, Dekranasda Provinsi berusaha menjemput bola, mendatangi para perajin yang memang mengalami masalah dalam usahanya. Kuncinya adalah kreativitas harus terus dipelihara, terus update, dan tentunya mengikuti selera masyarakat,” kata Netty seusai acara launching Mini Gallery IM & CO Irna Mutiara di Kompleks Persada Asri III Blok R Nomor 1 Rancabolang, Kota Bandung, Rabu, 15 Februari 2017.
Baca Juga:
Netty mencontohkan permodalan, mesin, dan sarana promosi dari produk yang dihasilkan. Menurut dia, harus ada program kerja untuk meningkatkan kualitas produk dan sumber daya manusia (SDM) melalui pembinaan dan pelatihan.
Beberapa waktu lalu, UNESCO Global Geopark (UGG) mensyaratkan adanya pemberdayaan ekonomi di kawasan geopark. Netty dan Dekranasda Provinsi Jawa Barat sudah merumuskan program pembinaan untuk masyarakat, yakni melalui pelatihan kerang dan kelapa, karena di sana banyak tumbuh pohon kepala dan kerang laut. “Dengan melibatkan pengusaha kerang di Cirebon yang sudah maju, kita melakukan pembinaan di kawasan Ciletuh,” ujar istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini.
Netty mengatakan saat ini isu lingkungan sudah mengemuka dan pihaknya menggulirkan program upcyling sampah. Kampung Rancage, misalnya, telah melakukan upcyling koran dengan melibatkan masyarakat setempat. “Koran tidak hanya di-recycle, tapi diubah menjadi bentuk baru yang bernilai ekonomi,” ucapnya.
Baca Juga:
Menurut Netty, apa yang sudah dilakukan Kampung Rancage ini sungguh luar biasa. Mereka sudah memiliki produk-produk yang berkualitas ekspor, yang bahkan memang sudah diminta oleh beberapa buyer. Salah satunya dari Korea berupa cover note, tempat olive oil, dan kemasan hantaran.
Netty bersama Dekranasda melakukan pembinaan kepada perajin bordir untuk meningkatkan kualitas bordir dan regenerasi kepada anak muda. “Jadi harus ada generasi muda yang mulai menekuni produk ini,” katanya.
Jika regenerasi terus dilakukan, kata Netty, kreativitas bordir, baik pewarnaan pada kain maupun cara membordir, bisa lebih bervariasi. Ketika perajin mengeluhkan mesin yang terbatas, bantuan yang diberikan adalah mesin bordir untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas saat permintaan bordir meningkat. “Harus ada kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk memberikan pelatihan dan pendampingan usaha. Bagi mereka yang usahanya sudah maju, tidak ada salahnya berbagi ilmu dan pengalaman, sehingga bisa maju bersama dan bukan sendirian,” ujarnya. (*)