TEMPO.CO, Mataram - Angkutan tradisional Cidomo, sebagai transportasi utama di pulau wisata Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara, menggunakan kuda sebagai penariknya, semacam dokar atau andong.
Namun, keberadaan Cidomo ini ternyata memerlukan kepedulian pemerintah daerah. Sebabnya, kuda tersebut memerlukan perawatan. Sedangkan pemiliknya tidak cukup berdaya untuk memeliharanya.
Baca juga:
Sulami Si 'Manusia Kayu', Radio Tua Jadi Penghiburnya
Di Gili Trawangan, Cidomo digunakan untuk angkutan penumpang dan Cikar Dongol untuk keperluan angkuta barang. Di sana tidak ada kendaraan bermotor. Yang ada selain Cidomo dan Dongol tersebut adalah sepeda dayung.
Ketua Koperasi Janur Kuning Haji Gufran dan Ketua Cikar Dongol Adi meminta agar ada bantuan pemberian vitamin untuk kuda-kuda penarik Cidomo dan Cikar Dongol tersebut. ''Setidak-tidaknya ada bantuan sosial perawatan kuda di sini,'' kata Gufran dan Adi.
Simak berita utama:
Jusuf Kalla Terkejut Emirsyah Satar Jadi Tersangka Suap
Emirsyah Satar Berpeluang Terjerat Pidana Pencucian Uang
Menurut mereka, kuda mereka tidak jarang mengalami kondisi lemas. Walaupun tidak diforsir seekor kuda bekerja seharian penuh. Sebab, setiap Cidomo atan Dongol memiliki masing-masing 2-3 ekor kuda yang dipergunakan secara bergilir.
Untuk Cidomo, ada sejumlah 64 ekor yang dipekerjakan untuk 32 unit. Sedangkan 50 unit Cikar Dongol masing- masing memiliki 2-3 ekor kuda.
Selama dua hari, Kamis-Jum'at 19-20 Januari 2017, Asosiasi Dokter Hewan Kuda Indonesia (ADHKI) bekerja sama dengan Multi Bintang dan Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan dan Forum Masyarakat Peduli Lingkungan melakukan penyuluhan perawatan kuda. Selain itu juga dilakukan pengecatan cikar dongol yang dilombakan.
Fitri Dewi Fathiyah mengatakan kuda di Trawangan diketahui ada yang berusia 17 tahun. '' Sudah mulai tua. Kalau untuk sport, kuda seusia itu sudah pensiun,'' ujar Fitri. Selain itu, ia meminta para pemilik kuda agar menyiapkan alas tidur berupa jerami atau serbuk. Sebab, jika tidak ada jerami atau serbuk untuk alas tidurnya, kuda tidak mau tidur. Ia juga mengatakan pemahaman kusir terhadap kuda dikatakan masih kurang sehingga perlu ditingkatkan.
Direktur Hubungan Korporasi Multi Bintang Bambang Britono mengatakan sudah dua kali melakukan kegiatan peduli perawatan kuda di kawasan pariwisata ini. ''Gili Trawangan ini adalah ekowisata. Tidak ada kendaraan bermotor,'' ucapnya. Bambang datang ke sana bersama 70 orang stafnya untuk wisata sambil menyerap kebutuhan Gili Trawangan.
SUPRIYANTHO KHAFID