INFO NASIONAL - “Memang ada gejolak di Semenanjung Korea dan Laut Cina Selatan yang salah satunya menyangkut isu nuklir. Namun, secara umum, Asia Pasifik adalah kawasan yang relatif stabil. Untuk membangun stabilitas kawasan dibutuhkan kerja sama dan saling percaya di antara negara-negara sekawasan,” kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalan Pertemuan Tahunan ke-25 Asia-Pacific Parliamentary Forum (APPF).
Adapun Pertemuan Tahunan ke-25 APPF dihelat di Natadola, Republik Fiji, 15-19 Januari 2017. Perdamaian dan keamanan menjadi tema utama yang dibahas perwakilan parlemen negara-negara Asia dan Pasifik. DPR mengirimkan tujuh orang delegasi yang dipimpin Fadli Zon. Adapun anggota delegasi lain, di antaranya Nurhayati Ali Assegaf (Fraksi Partai Demokrat), Yoseph Umar Hadi (Fraksi PDIP), Dwi Aroem Hadiatie (Fraksi Partai Golkar), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Fraksi Partai Gerindra), Sartono Hutomo (Fraksi Partai Demokrat), dan Desy Ratnasari (Fraksi PAN).
Baca Juga:
Lebih lanjut, Fadli menyatakan kepercayaan dalam negara sekawasan ini tidak bisa dibangun secara instan. “Namun harus dipupuk melalui dialog terbuka dan fair. Selain itu, tiap negara harus mengedepankan penyelesaian damai atas setiap konflik yang muncul. Itu sebabnya, APPF menjadi salah satu forum diplomasi yang penting,” ujar Wakil Ketua DPR Bidang Politik dan Keamanan ini.
Dalam forum ini, Indonesia terus menyuarakan pentingnya penyelesaian krisis kemanusiaan di Rohingya. DPR telah meminta parlemen Myanmar mendorong pemerintahnya menyelesaikan krisis kemanusiaan tersebut dengan damai dan bijaksana. “Krisis kemanusiaan, di mana pun, tidak boleh dibiarkan berlarut. Selain Rohingya, parlemen Indonesia juga menyuarakan pentingnya penanganan krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina dan Suriah,” ucapnya.
Saat pembukaan sidang APPF yang dihadiri Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama, Fadli Zon mendapat kehormatan menyampaikan Vote of Thanks mewakili delegasi negara-negara yang hadir. Indonesia dan Fiji memiliki hubungan diplomatik yang erat dan saling mendukung dalam forum internasional.
Baca Juga:
“Indonesia bukan hanya masuk wilayah Asia, melainkan Pasifik Selatan. Secara kultur memiliki irisan kebudayaan yang besar dengan negara-negara Pasifik, seperti Papua New Guinea ataupun Fiji. Dan juga kesamaan etnis. Indonesia memiliki kurang lebih 11 juta penduduk beretnis Melanesia yang tersebar di wilayah Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua,” tutur Fadli.
Delegasi parlemen Indonesia dalam Sidang Tahunan ke-25 APPF 2017 ini mengajukan enam usulan resolusi. Salah satunya mengenai isu persamaan gender dan pemberdayaan perempuan. “Selain soal perdamaian, isu gender ini menjadi bagian dari agenda diplomasi parlemen Indonesia. Sejak sidang tahunan APPF dua tahun lalu, Indonesia menjadi inisiator penting isu gender dan pemberdayaan perempuan. Kami sedang mengusulkan agar soal parlemen perempuan ini masuk statuta APPF,” kata Fadli.
Sehari sebelum pembukaan sidang APPF, dalam pertemuan bilateral negara-negara ASEAN yang diselenggarakan pada Minggu, 15 Januari 2017, Indonesia kembali terpilih mewakili ASEAN sebagai salah satu anggota Komite Eksekutif APPF hingga 2019. Adapun negara ASEAN lain yang terpilih, yakni Laos. (*)