TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan judul buku dan puluhan penerbit memeriahkan Pesta Sejuta Buku di Taman Krida Budaya, Kota Malang, pada 28 Desember 2016-4 Januari 2017. Sebanyak 200 penerbit memamerkan dan menjual buku murah. Sejumlah penulis akan hadir untuk berbagi pengalaman menjadi penulis.
Pameran diselenggarakan untuk meningkatkan budaya membaca, terutama untuk anak-anak agar mereka akrab dengan buku dan membaca sejak usia dini. "Anak-anak sekarang lebih akrab dengan Internet dan televisi, jarang membaca buku," kata panitia penyelenggara, Hinu O.S., saat pembukaan Pesta Sejuta Buku, Kamis, 28 Desember 2016.
Menurut Hinu, pameran ini merupakan jawaban atas keresahan karena menurunnya budaya membaca. Sejumlah komunitas baca saat ini terus bergerak. Tak hanya di perkotaan, di daerah permukiman padat, tapi juga menyebar di perdesaan.
"Pesta buku sekaligus mendorong Malang menjadi Kota Buku," ujar Hinu. Pesta Sejuta Buku juga akan menjadi ruang bertemu serta berinteraksi dengan komunitas dan individu pencinta buku.
Pesta Sejuta Buku sekaligus mempertemukan pencinta, aktivis, pustakawan, dan penerbit. "Pameran, diskusi, dan buku murah," tutur Hinu.
Baca Juga:
Sejumlah toko buku bertebaran di Malang. Toko buku berjejaring juga lahir di Malang. Termasuk kehadiran penerbit indie yang mulai ramai mewarnai pasar buku di Malang. Sejumlah individu menerbitkan dan mendistribusikan buku secara mandiri.
EKO WIDIANTO