TEMPO.CO,Medan -- Badan Pelaksana Otorita Danau Toba menargetkan kunjungan 1 juta turis ke Danau Toba di Sumatera Utara hingga tahun 2019. Pengeloa merasa yakin target itu bisa tercapai karena saat ini kunjungan wisata ke Sumatera Utara sudah diangka 250 ribu. Dari jumlah ini, pengunjung yang datang ke Danau Toba baru sekitar 60--70 ribu orang.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Arie Prasetyo, mengatakan infrastruktur di kawasan danau yang mengelilingi 7 kabupaten di Sumut itu perlu dibenahi."Perbaikan infrastruktur untuk memudahkan akses dari dan ke Danau Toba." kata Arie saat bertemu Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, Kamis petang 15 Desember 2016.
Hal lain yang perlu diperbaiki menurut Arie adalah pelabuhan kapal penyeberangan dan kapal turis yang berlayar di Danau Toba dan terkoneksi antar objek wisata."Jumlah kapal ke Pangururan dari Parapat atau ke Tuktuk Samosir perlu ditambah dan pelabuhannya perlu diperbaiki." Kata dia.
Selain aksesibilitas di 7 kabupaten kawasan Danau Toba, hal lain yang dianggap penting ialah membuka rute penerbangan internasional."Kabar baiknya ialah tahun depan Qatar Airways akan masuk ke Kualanamu, Deli Serdang," kata Arie.
Dengan masukkya maskapai Qatar, jumlah turis mancanegara mengunjungi Danau Toba akan bertambah."Kalau Qatar Airways sudah ke Kualanamu, seterusnya penumpang Qatar bisa terbang ke Bandara Silangit dan Sibisa, Toba Samosir." kata Arie.
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Arie melanjutkan, sudah memetakan potensi yang akan dikelola. Menurut dia ,badan ini akan mengelola sekitar 500--600 haktare lahan disekitar Bandara Sibisa. "Master Plan pembagunan 600 haktare itu hampir rampung. Nantinya dikawasan itu akan dibikin seperti kawasan Nusa Dua, Bali dan akan dikelola Badan Pelaksana Otorita Danau Toba." tutur Arie.
Kawasan seluas 600 haktare itu menurut Arie diambil dari kawasan hutan sekitar Bandara Sibisa."Perizinan dan penyerahan kawasan hutan itu ke Badan Otorita Danau Toba dikerjakan oleh Kementerian Kehutanan." ujar Arie. Sejumlahntinya akan dibangun hotel,resort dan balai pertemuan."Kami menargetkan event-evant internasional ke Danau Toba sesuai arahan Presiden Joko Widodo."tutur Arie.
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba dibentuk tanggal 1 Juni 2016 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2016 dengan pertimbangan untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba. Perpres itu mengatur pelaksanaan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Otorita Danau Toba berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Susunan organisasi Otorita Dana Toba, menurut Perpres, terdiri dari Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Dewan Pengarah mempunyai tugas menetapkan kebijakan umum, memberikan arahan, melakukan pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau Toba.
Selain itu Badan Pengarah mensinkronkan kebijakan kementerian/lembaga dan pemerintahan daerah mengenai pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau Toba. Badan Pengarah memberikan petunjuk pelaksanaan kepada Badan Pelaksana mengenai pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau Toba; dan juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kawasan Danau Toba yang dilakukan oleh Badan Pelaksana.
SAHAT SIMATUPANG