TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 108 kali lindu susulan pasca Gempa Pidie Jaya. Gempa sebanyak itu terjadi selama sepekan, sejak 7 Desember 2016 hingga Rabu, 14 Desember 2016 pukul 18.07 dengan gempa susulan terbaru bermagnitudo 2,8.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis menyatakan, jumlah gempa susulan yang meningkat drastis ini bukan disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas gempa susulan baru. “Melainkan hasil penggabungan, melengkapi, dan validasi data, antara hasil monitoring BMKG Pusat Jakarta dan Balai Besar MKG Wilayah I di Medan,” ujarnya, Rabu, 14 Desember 2016.
Adapun rincian data gempa susulan ini adalah sebagai berikut: Rabu (7/12) terjadi 58 kali, Kamis (8/12) terjadi 21 kali, Jumat (9/12) terjadi 10 kali, Sabtu (10/12) terjadi 7 kali, Minggu (11/12) terjadi 6 kali, Senin (12/12) terjadi 2 kali, Selasa (13/12) terjadi 1 kali, dan Rabu (14/12) baru terjadi 3 kali. Gempa susulan terbaru hari ini terjadi pukul 18.07.06 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,8.
Dari frekuensi gempa susulan harian tersebut, BMKG menyatakan aktivitas sesar yang menyebabkan Gempa Pidie Jaya semakin meluruh. Pada Selasa, jumlah gempa susulan menurun drastis hingga hanya terjadi sekali dalam sehari.
Meskipun pada Rabu ini terjadi 3 kali gempa susulan, kata Daryono, peningkatan frekuensi gempa itu tidak terlalu signifikan. “Kita optimis bahwa proses pelepasan energi yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan segera berakhir,” kata dia.
Terkait dengan rangkaian Gempa Poso bermagnitudo (4,5), Gempa Teluk Bintuni (M=5,1) dan gempa Kabupaten Sukabumi (M=4,8) yang terjadi pada Selasa, 13 Desember 2016, Daryono menyatakan kejadian itu tidak berkaitan dengan Gempa Pidie Jaya. “Tentu saja tidak ada kaitannya, karena beberapa peristiwa gempa tersebut kebetulan memang terjadi secara bersamaan,” kata dia.
Wilayah Indonesia menurutnya, memiliki banyak sumber gempa dan masing-masing wilayah memiliki medan tegangan sendiri-sendiri. Selain itu, Gempa Pidie Jaya terjadi akibat aktivitas sesar lokal. “Sehingga dampaknya pun terjadi dalam wilayah lokal, yaitu hanya wilayah Pidie Jaya dan sekitarnya,” ujar Daryono.
ANWAR SISWADI