TEMPO.CO, Bangkalan - Meski di Kabupaten Bangkalan tidak ada unjuk rasa anti-Ahok pada 2 Desember 2016, Jawa Timur, pihak keamanan setempat tetap bersiaga. Sebanyak 450 aparat gabungan dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Banser disiagakan dengan menggelar apel gabungan, Rabu, 23 November 2016.
Setelah apel, Komandan Kodim 0829 Bangkalan Letnan Kolonel Infantri Sunardi Isnanto mengambil alih pasukan dan memerintahkan semua personel berbaris memanjang ke samping dua barisan. "Setelah upacara, saya akan ajarkan jurus untuk menghadapi musuh," kata dia.
Baca juga:
Polisi Bidik Pengguna Media Sosial Penyebar Rush Money
Risma Ulang Tahun ke-55,Wali Kota Surabaya Ini Dapat Kejutan
Festival Belanja Online Tawarkan Diskon hingga 90 Persen
Ilmu bela diri yang diajarkan disebut Yong Mu Do. Menurut Sunardi, bela diri ini biasa diajarkan kepada prajurit TNI dan harus dikuasai. Dia sengaja mengajarkan ini usai apel gabungan untuk menciptakan keakraban antarpersonel lintas instansi. "Satu jurus saja, tapi mematikan," ujar dia.
Dari sejumlah jurus yang diajarkan, Yong Mu Do mengutamakan teknik mengunci agar lawan tak berkutik. Jurus ini, kata Sunardi, sangat berguna bila berhadapan dengan lawan dan tanpa persenjataan. "Kalau Yong Mu Do cukup tangan kosong, sekuat apa pun musuh akan jatuh," kata dia.
Kepala Kepolisian Resort Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M. Ridha mengapresiasi latihan bela diri tersebut karena akan sangat berguna saat pengamanan unjuk rasa anti-Ahok Jilid tiga. "Tujuan utamanya untuk bekal membela diri," kata dia.
MUSTHOFA BISRI