Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Derita Buruh Migran Indonesia Dilacurkan di Luar Negeri

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Warga negara Indonesia korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) menutupi wajahnya saat dipulangkan dari Kuala Lumpur, Malaysia di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Jakarta, 3 Desember 2014. Tim Satgas Perlindungan WNI bersama Polisi Diraja Malaysia berhasil mengungkap dan menyelamatkan seluruh korban dari sindikat perdagangan manusia. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Warga negara Indonesia korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) menutupi wajahnya saat dipulangkan dari Kuala Lumpur, Malaysia di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Jakarta, 3 Desember 2014. Tim Satgas Perlindungan WNI bersama Polisi Diraja Malaysia berhasil mengungkap dan menyelamatkan seluruh korban dari sindikat perdagangan manusia. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO, Temanggung - Penyintas perdagangan manusia punya segudang pengalaman pahit. Memey Rochtriyati, penyintas itu, kini menjadi pegiat HIV/AIDS. Ia mampu beranjak dari keterpurukan setelah menjadi korban perdagangan manusia. Dua kali dia dieksploitasi. Ia buruh migran yang dipaksa menjadi pekerja seks di Kuching, Malaysia tahun 2012. Dia direkrut seorang calo asal Magelang.

Calo memanfaatkan keluguan Memey yang hanya lulusan sekolah dasar. Tahun 2011, Memey yang berumur 17 tahun mengadu nasib ke Singapura. Paspor dan dokumen lainnya dipalsukan calo. “Umur dituakan itu praktek yang biasa terjadi di desa-desa,” kata Memey kepada Tempo pada pekan pertama Oktober 2016.

Bujuk rayu dan iming-iming menggiurkan masih terus berlangsung di Kabupaten Temanggung. Calo mendatangi calon buruh migran yang punya impian ke luar negeri untuk membiayai hidup keluarganya. Hampir dua tahun Memey bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Singapura dan tidak digaji. Ia berganti-ganti majikan lalu dipulangkan oleh agen Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia. Tapi, Memey tak ingat nama agen PJTKI itu. Dia hanya diberi uang saku Rp 500 ribu untuk pulang ke Indonesia.

Ia menuturkan calo buruh migran berkeliaran, memberikan iming-iming hidup enak dengan merantau ke negeri orang. Seorang calo penjual ikan asin di Pasar Secang menawari Memey berangkat ke Singapura dan Kuching, Malaysia. Umur Memey 17 tahun sewaktu berangkat ke Singapura. Ia tak punya keterampilan.

Menurut Memey, Pasar Secang di Magelang menjadi lokasi berkumpulnya para calo buruh migran. Di sana, mereka bekerja membujuk korban-korban yang sedang kesulitan uang dan punya mimpi mengatasi kemiskinan dengan cara menjadi buruh migran. Sedangkan seorang perekrut yang membawanya ke Entikong, kata Memey, telah dipenjara di Entikong dan ditebus oleh sindikatnya.

Sri, perekrut asal Magelang bertugas mengantar dan membayar ongkos tiket kapal laut Memey dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang menuju Entikong, tempat transit Memey sebelum ke Khucing. Di Kuching, Memey dan perempuan lainnya ditempatkan di apartemen di pusat kota. Apartemen itu menurut Memey gampang dijangkau dan dekat dengan kedai kopi.


Pemilik apartemen itu mafia perdagangan manusia yang menurut dia punya banyak apartemen. Bos besar dengan logat Melayu itu menempatkan empat hingga enam penjaga dan mobil untuk menjemput korban trafficking di setiap apartemen. Korban dipaksa untuk menjadi pekerja seks. “Kami diawasi ketat dan tak boleh ke luar apartemen,” kata Memey.

Ia mengatakan jaringan trafficking itu mendandani korban dengan membelikan baju dan segala perlengkapan di pusat perbelanjaan. Lalu mereka dibawa ke salon. Setelah itu, korban dibawa menuju restoran untuk diperkenalkan dengan laki-laki yang membayar sejumlah uang kepada bos besar. Bos besar inilah yang menjadi muncikari. Memey tak ingat persis nama bos besar ini. Ia hanya ingat di tubuh bos besar itu banyak terdapat luka bakar. Memey dipaksa untuk berhubungan badan dengan bos besar itu.

Tiga kali korban perdagangan manusia
Jumiyem, perempuan yang tinggal di Magelang, Jawa Tengah juga mengalami eksploitasi dan pelecehan seksual selama menjadi buruh migran. Ia tiga kali menjadi korban perdagangan manusia karena bujuk rayu calo. Masih banyak calo yang berkeliaran merekrut buruh migran. Perempuan 47 tahun itu mengatakan calo-calo itu gencar membujuk korbannya yang miskin dan tinggal di desa-desa lereng Gunung Sumbing.

Calo di kecamatan itu bahkan ada yang punya jaringan dengan orang Malaysia. Calo itu rata-rata meraup untung Rp 5-Rp 8 juta dari hasil merekrut korban. Iming-iming yang mereka tawarkan adalah tidak perlu membayar proses pengurusan dokumentasi dan pelatihan di penampungan. “Cukup potong gaji,” kata dia. Pada 2000, Jumiyem menjadi buruh migran selama delapan bulan di Singapura tanpa perlindungan dari pemerintah sedikit pun. Ia tidak dibayar sepeserpun dari hasil kerja kerasnya di Singapura. Agen PJTKI yang mengirimnya lalu mengembalikan ke Indonesia dengan alasan ia tak becus bekerja.

Selang dua tahun, ia yang hanya lulusan sekolah dasar itu kembali tergiur berangkat ke Arab Saudi. Calo menjanjikannya dapat gaji Rp 1,8 juta per bulan di sana. Berkali-kali si calo membujuknya untuk bekerja di Arab Saudi. Nahas, majikan lelaki di keluarga tempat ia bekerja sering melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Untuk mempertahankan diri, ibu dua orang anak itu mengambil setrika panas sebagai senjata untuk melindungi diri. Ia kerap dipukul menggunakan sandal oleh keluarga itu.

Di rumah keluarga Saudi itu, ia mengalami eksploitasi kerja. Suatu hari ia dipaksa bekerja hampir seharian, pukul 3 dini hari ia baru pulang menyelesaikan tugas belanja dari majikannya. Keluarga Saudi itu juga kerap menitipkannya ke saudara mereka untuk dipaksa bekerja membersihkan rumah dan di dapur. “Saya kerap menahan lapar karena tidak mendapat jatah makan. ” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak tahan dengan perlakuan keluarga itu, ia menelepon Kedutaan Besar RI yang ada di Arab Saudi untuk mengadu. Rupanya, ia tak mendapatkan hasil yang menggembirakan. Seorang petugas malah menyarankannya untuk bersikap tenang. Petugas itu menyarankannya untuk ganti majikan.

Ibu dua anak itu lalu nekad mendatangi kantor polisi Arab Saudi. Semula ia ditolak karena dituduh hendak membunuh majikannya. Dengan terbata-bata, ia yang tidak punya bekal Bahasa Arab yang baik berusaha menjelaskan kepada polisi pelecehan seksual bosnya. Beruntung, perempuan itu menyimpan rekaman CCTV dan menyerahkannya ke polisi sebagai bukti.

Sepulang dari Arab Saudi, perempuan itu kembali dirundung masalah. Anaknya sakit keras dan ia harus mencari jalan untuk membayar biaya pengobatan anaknya yang menderita tumor. Seorang calo yang terkenal punya banyak mangsa di kampungnya merayunya untuk berangkat ke Malaysia. Tahun 2004, ia bekerja kepada keluarga besar di Malaysia selama hampir dua tahun. Penderitaan tak kunjung sirna dari hidupnya.

Suatu hari ia dipaksa memandikan anjing bosnya yang galak. Perempuan itu ketakutan dan membuat bosnya marah besar. Tak tahan dengan perlakuan bosnya, ia memanfaatkan hari yang sepi untuk kabur. Perempuan itu kabur bersama seorang buruh migran asal Wonosobo yang juga mengalami eksploitasi dalam satu tempat kerja. Mereka tidak membawa uang sepeser pun. Paspor mereka ditahan majikan.

Di jalanan, mereka bersembunyi bila ada polisi Malaysia yang berpatroli. Mereka kelaparan dan menangis. Malam tiba, selama dalam pelarian mereka ditolong seorang pekerja kebersihan di kampus. Orang Malaysia itu memberi mereka sepotong roti dan menyiapkan gudang untuk tempat tidur. Tapi, orang Malaysia itu ternyata tidak tulus. Ia menawarkan mereka kepada pencari buruh migran.

Tanpa paspor, mereka tidak digaji penuh. Jumiyem nekat pulang ke Indonesia. Ia dideportasi melewati Dumai, Medan, dan Magelang. “Saya sendirian dan nggak tahu arah. Hanya ada uang satu juta rupiah yang habis untuk bayar transportasi,” kata dia.

Wariyatun, Direktur Sahabat Perempuan, organisasi non-pemerintah yang fokus pada isu perempuan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengatakan perekrut buruh migran membujuk korban yang kesulitan uang, miskin, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Perekrut bahkan mendekati orang-orang terdekat korban untuk memuluskan rencananya. “Mereka sangat lihai memperdaya korban. Membujuk berkali-kali hingga berhasil,” kata Wariyatun.

Dian Puspitasari, Direktur Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia atau LRC-KJHAM Semarang, mengatakan perekrut buruh migran menjerat korban perdagangan manusia dengan cara memalsukan dokumen. Misalnya memalsukan kartu tanda penduduk, alamat, dan nama buruh migran. Ada pula perekrut yang memalsukan paspor, misalnya buruh migran asal Pati yang bekerja di Hongkong punya dobel identitas atau data ganda. “Ada juga perekrut yang memacari korban,” kata Dian.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait:
TKI Diperdagangkan: Bujuk Rayu dari Magelang hingga Malaysia
Calo TKI, Dokumen Palsu, dan Majikan Malaysia Butuh Cepat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

25 Februari 2024

Ilustrasi Perdagangan orang atau Human trafficking. shutterstock.com
MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

MUI minta kepolisian untuk menangkap dan membongkar kasus perdagangan orang ini secepatnya sampai ke akar-akarnya.


Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

20 Februari 2024

Empat WNA berkewarganegaraan Irak, Suriah dan Sudan ditangkap petugas Imigrasi Soekarno-Hatta karena kedapatan menggunakan visa dan paspor palsu, Selasa, 20 Februari 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

Imigrasi Soekarno-Hatta mendapati 4 WNA berkewarganegaraan Irak, Suriah, dan Sudan tersebut memiliki tujuan dan motif yang berbeda.


Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

24 Desember 2023

Ilustrasi pesawat komersil parkir di bandara.  REUTERS/Ivan Alvarado
Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

Sebelas anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara 303 penumpang asal India di pesawat yang dilarang terbang di Prancis atas dugaan TPPO.


Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

23 Desember 2023

Tukang parkir pesawat. REUTERS
Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

Sebuah pesawat tujuan Nikaragua yang membawa lebih dari 300 penumpang asal India telah dilarang terbang di Prancis atas dugaan "perdagangan manusia"


Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

13 Desember 2023

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan dengan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi di Jenewa, Swiss pada Senin, 11 Desember 2023. FOTO/Kementerian Luar Negeri RI
Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

Menlu Retno menyampaikan bahwa UNHCR akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh.


Inovasi Membangun Tembanggung

27 November 2023

Inovasi Membangun Tembanggung

Kabupaten Temanggung gencar mensosialisasikan pencegahaan pernikahan dini dan kekerasan pada peremuan dan anak.


Jadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia

24 November 2023

Rombongan Pekerja Migran Indonesia yang dipulangkan Pemerintah RI dari Detensi Imigrasi Malaysia, Kamis, 13 April 2023. Dokumentasi: Kementerian Luar Negeri
Jadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia

Cara menjadi TKI legal di luar negeri dengan langkah-langkah dan syarat yang harus dilengkapi. Ikuti tahapan dan dokumen yang harus disiapkan.


Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Ilustrasi prostitusi anak. shutterstock.com
Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.


Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

15 September 2023

Bendera Kuba. REUTERS
Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

Kuba mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan mengenai penggunaan warganya sebagai tentara bayaran dalam perang Ukraina.


Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

5 September 2023

Presiden Rusia Vladimir Putin bersalaman dengan tentara Rusia yang terluka dalam perang Rusia-Ukraina dan saat menjalani perawatan di rumah sakit militer, setelah upacara pemberian penghargaan di Moskow, Rusia, 12 Juni 2023. Sputnik/Vladimir Astapkovich/Pool via REUTERS
Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

Kuba