INFO MPR - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan orang terkadang menganggap sebelah mata soal arti kemerdekaan. Padahal, menurut dia, tanpa kemerdekaan, Indonesia tidak akan pernah menjadi seperti sekarang.
"Kalau para pendiri negara ini tidak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, saudara dan anakku sekalian tidak mungkin bisa belajar dengan tenang seperti saat ini," ujar Mahyudin saat memberikan ceramah dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para pelajar SMAN 6 Balikpapan, Senin, 21 November 2016.
Karena itu, kata Mahyudin, kemerdekaan itu adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. "Tidak ada Kota Balikpapan kalau kita tidak merdeka," tuturnya.
Namun, Mahyudin menyayangkan, terkadang orang menganggap sebelah mata arti kemerdekaan. Menurut dia, bahkan anak-anak muda sekarang banyak yang lebih menyukai budaya-budaya baru dari luar. "Banyak yang menganggap Pancasila itu kuno. Padahal, tanpa Pancasila, kita tidak bisa belajar dengan tenang seperti saat ini," katanya.
Kalau ada orang yang tidak bisa menghormati perjuangan pendiri bangsa dan menikmati kemerdekaan atas perjuangan mereka, menurut Mahyudin, orang itu jangan tinggal di Indonesia.
Karena itu, Mahyudin mengajak para siswa SMAN 6 Balikpapan bersama-sama ikut menjaga negara ini dengan Bhinneka Tunggal Ika. "Sebab, perbedaan itu anugerah, dan yang menjadi alat pemersatunya adalah Pancasila yang kita sosialisasikan saat ini," katanya.
Pancasila ini adalah sesuatu yang sangat berharga. "Jangan sampai para pelajar di Indonesia berpikiran anti-Pancasila," ucap Mahyudin.
Namun, ia mengaku gejala-gelaja itu ada di beberapa pelajar di daerah, seperti sudah ada yang tidak mau hormat terhadap bendera. "Karena itu, perlu dijelaskan kepada anak-anak pelajar bahwa kita harus menghormati lambang-lambang negara, salah satunya bendera dan Pancasila. Kalau kita sendiri tidak menghormati bangsa sendiri, apa yang kita banggakan. Bagaimana kita mau menjadi warga negara Indonesia yang baik," ujarnya. (*)