TEMPO.CO, Mangunpura - Desa Mengwi yang berada sekitar 18 kilometer di sebelah utara Kota Denpasar merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Badung, Bali. Pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan untuk wilayah Badung tengah. Sejarah panjang Desa Mengwi dapat menjadi daya pikat untuk dijual kepada para wisatawan.
Mengwi, berawal dari Kerajaan Mengwi, yang diceritakan dalam babad pernah diperintah oleh dinasti berbeda secara turun temurun. Di mulai dari Dinasti Tengeh Kori pada sekitar 1408 masehi, hingga penyerangan Kerajaan Badung pada 1891.
Peningalan Kerajaan Mengwi yang masih bisa dilihat di Desa Mengwi adalah taman. Namanya, Taman Ayun, yang kini telah menjadi salah satu obyek wisata. Di taman itu berdiri sebuah pura yang namanya serupa yaitu, Pura Taman Ayun. “Tempat ini menjadi daya tarik bagi para turis,” kata I Ketut Nuada, pelukis Mengwi yang memiliki sanggar lukis di Taman Ayun.
Selain taman, kata Nuada, masih ada peninggalan Kerajaan Mengwi yang lain yaitu pasar. Sejak zaman kerajaan hingga saat ini, pasar Desa Adat Mengwi menjadi bagian yang sangat penting. Pasar inilah yang menjadi urat nadi. Pasar ini tidak pernah “tidur”. Pedagang pakaian, sayur-mayur, makanan siap saji, dan bunga silih berganti mengisi pasar itu 24 jam. Pembeli datang dari berbagai penjuru. Tidak sedikit dari mereka datang dari Denpasar dan Kuta yang jaraknya belasan kilometer dari Mengwi.
Baca Tujuh Kampung Terpilih Sebagai Desa Unggulan 2016
Kepala desa adat—biasa disebut Kelian Adat—Mengwi, Ida Bagus Anom, mengatakan pasar dikelola oleh lembaga yang dibentuk desa adat. “Seluruh tanah di Desa Mengwi adalah milik adat, karena itu yang sepenuhnya yang mengelola lembaga adat,” kata Bagus Anom.
Di Bali selalu ada dua sistem pemerintahan desa, yakni desa dinas yang dipimpin seorang perbekel dan desa adat yang dipimpin kelian adat.
Desa dinas merupakan organisasi pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi administratif, seperti mengurus KTP dan berbagai persoalan kepemerintahan. Sedangkan desa adat terbentuk dari kesatuan masyarakat hukum adat yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sehingga berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
“Boleh dibilang, desa adat sudah ada sejak zaman kerajaan, sedangkan desa dinas baru muncul setelah Indonesia merdeka,” kata Bagus Anom. Menurut dia, meski ada dua “kepala desa”, tidak pernah terjadi dualisme kepemimpinan.
Perbekel Desa Mengwi, Ketut Umbara, mengatakan dualisme itu tidak pernah terjadi karena antara desa adat dan desa dinas selalu berkoordinasi. Program desa yang cukup besar selalu dibahas bersama dalam rapat tahunan. “Semua berjalan sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing,” kata Ketut.
I G A K Suryanegara, Kepala Bidang Pengembangan Desa dan Kelurahan Kabupaten Badung, mengatakan masyarakat Desa Mengwi masih memegang teguh adat istiadat. Tatanan hidup bermasyarakat sudah terbentuk sejak Mengwi masih berbentuk kerajaan di abad ke 17. “Partisipasi penduduk Desa Mengwi untuk memelihara adat dan budaya sangat tinggi,” katanya.
Menurut Suryanegara, bisa dikatakan masing-masing warga Desa Mengwi memiliki keinginan yang kuat untuk bisa memakmurkan desanya. Keinginan itulah yang membuat desa ini menjadi sejahtera didukung oleh tatanan adat diwarisi secara turun temurun.
Pada Edisi Khusus Desa Unggulan ini Tempo memilih tujuh desa dari tujuh provinsi yang dinilai telah melakukan banyak terobosan di berbagai bidang. Penyerahan penghargaan akan digelar malam ini dalam acara bertajuk Membangun Desa untuk Masa Depan Indonesia di Ruang Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Selain Desa Mengwi, enam desa pilihan lainnya, antara lain Desa Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang terpilih sebagai desa unggulan kategori penjaga lingkungan dan Desa Blang Krueng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sebagai desa unggulan untuk kategori sadar pendidikan.
Pada kategori sadar kesehatan, Tempo memilih Desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Desa Kanonang Dua, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terpilih sebagai unggulan desa hasil pemekaran yang inovatif. Adapun Desa Dermaji, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kategori melek teknologi.
SUSENO
Video Desa Unggulan yang Lain:
Membangun Desa dengan Website dan E-commerce
Nilai Toleransi dari Bukit Kasih
Tak Ingin Kebakaran Lagi, Ini yang Dilakukan Warga Desa
Sadar Akan Pentingnya Pendidikan, Ini Yang Dilakukan Warga Desa Blang Krueng
Begini Desa Ini Terapkan Transparansi Anggaran
Desa Sehat Awal Kesejahteraan
Tingkatkan Perekonomian Warga Dengan Lembaga Perkreditan Desa