TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan, tak ada perubahan tatanan kebijakan di bidang pertahanan Indonesia setelah Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat terpilih. Kemenangan Trump sempat dinilai bisa meningkatkan tensi keamanan kawasan Asia-Pasifik.
"Jangan bawa-bawa hal itu ke sini (Indonesia). Jangan bikin kita banyak kerjaan," ujar Ryamizard setelah bersilaturahmi bersama ulama di kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat, 11 November 2016.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini meyakini tak ada pengaruh signifikan pascapesta demokrasi di Amerika. Menurut dia, tak ada sikap khusus yang diambil untuk pengamanan wilayah rawan konflik, seperti Laut Cina Selatan.
Kawasan itu sebelumnya sudah kerap dipenuhi ketegangan di antara sejumlah negara di Asia, terutama soal klaim wilayah. "Kita biasa-biasa saja. Memangnya (kemenangan Trump) luar biasa? Dia malaikat?" ucap Ryamizard. Ia menegaskan, Indonesia tak akan tertandingi selama rakyatnya bersatu.
Kementerian Luar Negeri pun menyebut tak ada perubahan sikap politik Indonesia terhadap Amerika setelah adanya pergantian presiden. Indonesia, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menyambut terpilihnya Trump.
Baca: Pernyataan Trump Larang Muslim di Amerika Serikat Dihapus dari Situsnya
Arrmanatha tak ingin berkomentar dini tentang sejumlah kebijakan kontroversial yang diungkapkan Trump dalam kampanye. Menurut dia, situasi kampanye berbeda dengan situasi saat pemerintahan telah dimulai.
"Kami belum dengar kebijakan detailnya, khususnya terkait dengan politik luar negeri. Namun, sebagai salah satu negara terbesar, mereka akan memikirkan dampak (kebijakan) dan melalui berbagai pertimbangan," tutur Arrmanatha.
Rencana kontroversial yang sempat diungkap Trump antara lain niatnya melarang muslim masuk ke negara tersebut. Ada pula rencana membangun tembok tinggi di sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko untuk mencegah masuknya imigran ilegal.
YOHANES PASKALIS
Baca juga:
Gaya Michelle Obama Saat Jamu Melania Trump di Gedung Putih
Filipina Izinkan Malaysia dan Indonesia Kejar Penculik