TEMPO.CO, Karawang - Ketua Komando Aksi Bela Islam Karawang Fajar Nashrulhaq menyebutkan sejumlah cara agar mencegah peserta demo tak disusupi organisasi masyarakat radikal. "Rombongan sudah didata dengan detail. Kami mengumpulkan KTP setiap peserta supaya tidak disusupi pihak-pihak lain," ujar Fajar saat ditemui Tempo di Pesantren Persatuan Islam Lampu Iman, Karawang, Jumat, 4 November 2016.
Fajar mengkoordinasi 350-an orang yang berasal dari 20 organisasi masyarakat dan 19 yayasan serta pesantren di Karawang. Semuanya tergabung dalam Aliansi Umat Islam Karawang.
Menurut Fajar, antisipasi dilakukan untuk menghindari tindakan provokatif kalangan radikal yang dikhawatirkan akan menyusup dan mencoreng aksi damai umat Islam. "Semua peserta saling mengenal satu sama lain karena berasal dari ormas yang secara legal hukum terdaftar di Kesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik)," katanya.
Ormas yang legal dan diakui negara itu antara lain Persatuan Islam (Persis), Pemuda Muhammadiyah, Al Irsyad, MIUMI, dan FPI termasuk DDII. Aksi damai ini akan dilaksanakan setelah salat Jumat di Istiqlal hingga sore dan berakhir di Istana Kepresidenan.
Selain rombongan yang dikoordinasi Fajar, beberapa rombongan lain berangkat secara terpisah menggunakan kereta. Pantauan Tempo di Stasiun Karawang, terlihat ratusan orang berjubah putih menunggu kereta jurusan Stasiun Jakarta Kota. Mereka terlihat membawa atribut ormas dan bendera Merah Putih.
Puluhan polisi, tentara, dan intel berseliweran di stasiun itu. Sebelum berangkat, rombongan peserta demo dan aparat bertegur sapa dan berfoto bersama. "Insya Allah tidak ada penghadangan karena koordinasi sudah dilakukan sejak dua hari lalu. Kami tegaskan ini aksi damai dan aparat sudah mengetahui hal itu. Kami punya komitmen menjaga ketertiban," tutur Ahmad Suryana.
Semua peserta unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang akan digelar 4 November 2016 di Jakarta juga diimbau untuk menjaga kebersihan. Fajar menyediakan ribuan kantong plastik untuk setiap peserta. "Di Jakarta akan ada operasi bersih. Setiap peserta bahkan dilarang meninggalkan sampah."
Selain mewajibkan bersih-bersih, Fajar menyatakan peserta demo diwajibkan bertutur kata santun saat aksi. "Kami melarang keras kata-kata kotor, kasar, dan bernada rasis," ucapnya.
Hal itu sesuai dengan maklumat Aliansi Umat Islam Karawang. Fajar menyatakan semua umat muslim harus tetap tenang dan hanya memandang kasus penistaan agama, tidak terkait dengan isu sara atau politik. "Kami bukan warga Jakarta, bukan pemilih," ujarnya.
HISYAM LUTHFIANA