TEMPO.CO, Jakarta - Tiga hari menjelang demonstrasi Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya M. Iriawan mengeluarkan maklumat. Isinya adalah larangan bagi pengunjuk rasa membawa senjata api, amunisi atau bahan peledak, senjata tajam dan senjata pemukul.
Maklumat itu juga menjelaskan potensi penghasutan atau penyebaran ujaran kebencian berupa lisan atau tulisan yang merupakan tindakan melanggar hukum. “Kami perkirakan jumlah demonstran 50 ribu orang,” kata Iriawan saat berkunjung ke kantor Tempo, Rabu, 2 November 2016.
Bagaimana strategi pengamanan demo 4 November?
Petugas terdepan adalah polisi wanita yang berjilbab. Baru setelah itu ada Sabhara. Ada juga tim pengaji dari Brimob Banten dan Jawa Barat. Jumlahnya empat kompi, 400 orang. Mereka akan melantunkan ayat suci Al-Quran dan Asmaul Husna. Polwan yang diterjunkan sebanyak 300.
Siapa penanggung jawab demo?
Habib Rizieq. Kami enggak tahu ada masalah apa Rizieq dengan Ahok. Mungkin juga ada sesuatu, selain masalah penistaan. Kami perkirakan jumlah demonstran 50 ribu. Pasukan kami dari beberapa kompi bantuan dari Brimob Jawa, Sumatera, Kalimantan. Kemarin 19.300 personel yang sudah ada.
Pengamanan itu apa tidak membesar-besarkan kekuatan Rizieq?
Kami lebih baik overestimate. Bukan karena obyek sasaran adalah Istana. Mereka enggak akan bisa tembus, karena pengamanan berlapis dan lengkap peralatan. Tapi manakala betul-betul situasi gawat, saya perintahkan tembakan peringatan dengan peluru hampa dan karet. Kami enggak ada peluru tajam.
Kalau pengamanan Ahok?
Masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur mendapatkan pengawalan masing-masing 10 orang.
Apa Ahok tidak dievakuasi keluar Jakarta?
Pengamanan rumah pribadinya di Pluit, Jakarta Utara, diperketat. Karena kalau terjadi apa-apa, ada risiko juga.
Bagaimana tingkat keamanan Jakarta?
Kami masih terus waspada. Kami sudah memerintahkan agar setiap anggota yang berjaga tidak membawa senjata api. Jadi jika ada tembakan, saya pastikan bukan dari polisi.
Massa paling banyak datang dari mana?
Banten dan Jawa Barat. Jakarta ini tidak terlalu banyak. Kalau Front Pembela Islam sekitar 10 ribu. Front Betawi Rempug mungkin sekitar 5.000, Komando Barisan Rakyat sekitar 1.000, sisanya Hizbullah sekitar 1.000, dan Hizbut Tahrir Indonesia sekitar 1.000. Jadi mungkin ada lebih dari 17 ribu orang.
FRISKI RIANA | TONGAM SINAMBELA