INFO MPR - Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan, tidak boleh ada isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Jika itu terjadi, sama artinya dengan menunjukkan adanya kemunduran.
“Tidak boleh ada isu SARA. Isu SARA tidak boleh terjadi. Ini menunjukkan kemunduran kembali ke 70 tahun lalu,” kata Zulkifli seusai membuka diskusi kebangsaan di IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, Rabu, 21 September 2016.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta memasuki masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Koalisi PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, dan Golkar telah resmi mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot. Namun isu SARA mengiringi pilgub DKI Jakarta.
Zulkifli menyebutkan isu SARA adalah hal kuno. “Kalau ada yang masih menggunakan isu SARA, artinya ketinggalan zaman. Kita mundur 70 tahun,” ujarnya.
Menurut dia, dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta, yang dikedepankan adalah adu gagasan dan program. “Jangan pakai SARA, karena itu sudah kuno dan ketinggalan zaman. Kita adu konsep yang terbaik untuk Jakarta,” katanya.
Zulkifki berharap, pilgub DKI Jakarta bisa berlangsung jujur dan adil. “KPUD-nya juga bisa jujur dan adil, sehingga pilgub berlangsung jurdil. Jangan pakai isu SARA karena tidak akan mempan," ucapnya. (*)