Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NEWS STORY: Mr. Sarwi di Kardus Rp 700 Juta  

Editor

Anton Septian

image-gnews
Mantan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara Rohadi saat mendengarkan pembacaan dakwaan atas dirinya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 5 September 2016. Jaksa Penuntut Umum KPK mendakwa Rohadi menerima suap dalam perkara hukum yang melibatkan pedangdut Saipul Jamil. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Mantan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara Rohadi saat mendengarkan pembacaan dakwaan atas dirinya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 5 September 2016. Jaksa Penuntut Umum KPK mendakwa Rohadi menerima suap dalam perkara hukum yang melibatkan pedangdut Saipul Jamil. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kardus kacang Shanghai ditemukan di jok belakang mobil Toyota Fortuner milik Rohadi. Di atasnya tertulis nama “Mr. Sarwi” dengan spidol hitam. Isinya tujuh gepok duit pecahan Rp 100 ribu dengan total Rp 700 juta terbungkus dalam tas warna hijau. Uang itu diduga merupakan fulus untuk panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 15 Juni lalu.

Awalnya, dugaan suap tersebut terkait dengan upaya meringankan vonis penyanyi dangdut Saipul Jamil, yang terjerat kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. “Duit itu disimpan lima hari lamanya belum diapa-apain,” kata Tonin Tachta Singarimbun, kuasa hukum Rohadi, beberapa waktu lalu.

Namun KPK mengendus bahwa duit Rp 700 juta tak berhubungan dengan kasus suap Saipul Jamil. “Kami sedang menyelidiki itu,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo saat berkunjung ke Tempo pada pertengahan Agustus lalu. Tapi Agus belum bersedia menjelaskan lebih lanjut. “Biar anak-anak bekerja dulu,” ucapnya.

Seorang pemimpin KPK membisikkan bahwa amplop berisi Rp 700 juta tersebut adalah “uang parkir” terkait dengan sengketa Dewan Pengurus Partai Golkar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Informasi itu datang dari seorang saksi yang diperiksa untuk Rohadi. Sesuai dengan dokumen pemeriksaan, Rohadi pernah menjadi panitera pengganti dalam perkara sengketa kepengurusan Partai Golkar.

Perkara Golkar yang dimaksudkan adalah gugatan yang dilayangkan Aburizal Bakrie ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada pertengahan 2015. Aburizal menggugat Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM Nomor M.HH.01.AH.11.01 Tahun 2015 tentang kepengurusan Agung Laksono. Gugatan itu dimenangkan Aburizal.

Seorang politikus Golkar mengakui indikasi rasuah dalam penanganan perkara dualisme kepengurusan partai. Menurut dia, Rp 700 juta hanya sebagian kecil dari miliaran rupiah yang diduga digelontorkan. Operatornya, menurut politikus ini, adalah seorang pengacara yang dekat dengan pemimpin Golkar. Namun Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menampik tuduhan itu. “Tidak ada itu,” katanya, dua pekan lalu.

Belakangan diketahui bahwa duit Rp 700 juta itu berasal dari anggota Komisi II DPR Sareh Wiyono. Kuasa hukum Rohadi lainnya, Hendra Henriansyah, membenarkan hal tersebut. Adapun Sareh membantah telah menyuap Rohadi. “Tidak ada itu (suap),” katanya setelah menjalani pemeriksaan di KPK, 22 Juli lalu.

Menurut Tonin Tachta, kliennya mendatangi politikus Partai Gerindra itu dua kali di kantornya sebelum menerima Rp 700 juta. Dua kali pertemuan tersebut sekitar Mei lalu atau sebelum Ramadan. Tonin membeberkan, pada pertemuan pertama Rohadi mendatangi Sareh di gedung DPR lantai 4, tempat Fraksi Gerindra. Menurut dia, kala itu Rohadi berniat meminjam uang sebesar Rp 1 miliar. “Sareh tidak langsung bersedia membantu menyediakan dana,” katanya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 11 Agustus lalu.

Selang beberapa hari, Rohadi kembali mendatangi Sareh di kantornya. Saat itu ia melihat Petrus Selestinus berada di ruangan Sareh. Petrus adalah seorang pengacara sekaligus menjabat Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 10 Juni lalu, Sareh menghubungi Rohadi melalui telepon dan memintanya datang ke apartemen Sudirman Mansion lantai 8. Sesampai di apartemen, Rohadi dijemput sopir Sareh bernama Bambang. Keluar dari lift, Rohadi dituntun belok kiri menuju kamar pertama. Lagi-lagi sudah ada Petrus Selestinus duduk di meja makan. Setelah basa-basi soal ibadah puasa, Petrus menyiapkan uang yang diminta Rohadi. Keduanya lantas menghitung untuk diletakkan ke dalam kardus. Setelah dihitung, jumlahnya Rp 700 juta.

Melalui kuasa hukumnya, Hendra Henriansyah, Rohadi membantah bahwa duit Rp 700 juta dari Sareh merupakan rasuah. Ia berdalih uang itu akan digunakan membeli peralatan ICU dan ventilator untuk Rumah Sakit Reysa di Cikedung, Indramayu, Jawa Barat. Rohadi mengklaim rumah sakit itu adalah miliknya. “Berdasarkan keterangan Pak Rohadi, itu uang pinjaman,” katanya.

Hendra mengatakan hubungan Sareh dengan Rohadi memang dekat. Keduanya pernah sekantor di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sebelum menjadi politikus, Sareh pernah menjabat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Meski sudah tak menjabat ketua pengadilan, keduanya masih sering bertemu.

Petrus tak membenarkan ataupun membantah informasi dirinya memberikan duit Rp 700 juta. Ia tak mau berkomentar sebelum dimintai keterangan oleh penyidik antirasuah. “Nanti kalau KPK sudah panggil, jangan mendahului,” kata dia di kantornya di Graha Gapensi, Jakarta Selatan, 15 Agustus lalu. Kepada Tempo, Petrus mengakui bahwa dia memang sudah kenal lama dengan Sareh.

Soal klaim Rohadi yang menyebut duit Rp 700 juta adalah hasil pinjaman, KPK akan menelusurinya. Bahkan penyidik berencana memanggil kembali Sareh Wiyono untuk ditanya seputar duit itu. “Dalam proses penyidikan, KPK tidak mengejar pengakuan tapi harus berdasarkan pembuktian fakta yang ada,” ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan.

MAYA AYU PUSPITASARI | WAYAN AGUS | AHMAD FAIZ

Artikel ini terbit di Koran Tempo edisi Selasa, 6 Juni 2016.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

3 jam lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.


Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

5 jam lalu

Ketua IM57+ Institute M. Praswad Nugraha (tengah) didampingi Dewan Penasehat Novel Baswedan (dua kanan) menunjukkan barkas laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Aktivis dan pengamat antikorupsi turut menanggapi fenomena seteru di internal KPK, Nurul Ghufron laporkan Albertina Ho. Apa kata mereka?


Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

6 jam lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.


Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

6 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

"Ah biar sajalah. Kan Ketua PPATK sudah bilang, ada aturannya kan," kata Albertina Ho.


Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

6 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.


Tanggapan KPK Hingga Dewas KPK Soal Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

7 jam lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho memberikan keterangan soal keributan dirinya dengan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, di Gedung C1 KPK pada Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Tanggapan KPK Hingga Dewas KPK Soal Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tanggapan internal KPK, Dewas KPK, hingga PPATK.


Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

7 jam lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. Antara/Benardy Ferdiansyah
Wakil Ketua KPK Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Berikut Sejumlah Kontroversi Nurul Ghufron

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, mendapat sorotan publik. Berikut sejumlah kontroversi Nurul Ghufron.


Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

8 jam lalu

Eks Pegawai KPK yang tergabung dalam IM57+ Institute yang diwakili oleh Novel Baswedan, M Praswad Nugraha, dan Yudi Purnomo Harahap melaporkan ke Dewas KPK soal dugaan pelanggaran kode etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas pelaporannya terhadap Anggota Dewas KPK Albertina Ho, Jumat, 26 April 2024. Tempo/Bagus Pribadi
Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.


Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

9 jam lalu

Koordinator Perkumpulan Masyarakat Antikorupsi Indonesia alias MAKI, Boyamin Saiman, menghadiri sidang praperadilan atas belum ditahannya bekas Ketua KPK, Firli Bahuri, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Rabu, 13 Maret 2024. Dalam gugatannya, MAKI mendesak Polda Metro Jaya, Kapolri, dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta segera menahan Firli. Alasannya, Firli telah ditetapkan tersangka oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya atas dugaan pemerasan terhadap bekas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, sejak 22 November 2023.  Tempo/ Adil Al Hasan
Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.


KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

11 jam lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. KPK mengirimkan kembali surat pemanggilan kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang telah ditetapkan sebagai tersangka, untuk kooperatif hadir memenuhi panggilan penyidik menjalani pemeriksaan pada hari Jumat, 3 Mei 2024 mendatang, dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

KPK menyetorkan uang pengganti kasus suap satelit Bakamla dengan terpidana korporasi PT Merial Esa.