TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo mengecam pemukulan terhadap anggota mereka, yang diduga dilakukan oleh massa pendukung wali kota setempat. Korban pemukulan tersebut bernama Hidayat Dangkua atau akrab disapa Yayat.
“Yayat merupakan seorang karikaturis anggota AJI, sekaligus anggota Forum Komunitas Hijau (FKH),” ujar Ketua AJI Kota Gorontalo Debby Hariyanti Mano lewat keterangan pers, Selasa, 6 September 2016.
Dalam kronologi yang diceritakan Debby, Yayat diserang saat mendatangi sebuah warung kopi yang berada di halaman kantor sekretariat AJI Kota Gorontalo, Senin, sekitar pukul 20.30 Wita.
Saat itu sedang berlangsung rapat FKH yang membahas masalah penebangan pohon di lingkungan Kota Gorontalo. “Rapat ini dihadiri Wali Kota Gorontalo Marten Taha dan sejumlah kepala dinas,” ujar Debby.
Menurut Debby, massa sudah berkumpul di luar warrung itu sebelum Yayat masuk. Meskipun begitu, Yayat yang datang menggunakan mobil bersama sejumlah rekannya, tetap memaksa masuk, tanpa mengikuti rapat FKH bersama wali kota.
Tak lama setelahnya, seorang yang diketahui sebagai Lurah Tomulobutao, Kota Gorontalo, masuk ke dalam sekretariat, diikuti tiga orang, yang salah satunya membawa alat komunikasi handy talky.
Sang lurah, menurut Debby, masuk menanyakan identitas penghuni dan penanggung jawab lokasi sekretariat. “Salah satu dari mereka meminta KTP semua orang yang berada di ruangan,” tutur Debby.
Yayat kemudian dibawa keluar sekretariat oleh salah seorang polisi. Polisi itu baru kemudian diketahui sebagai ajudan wali kota. “Tujuannya saat itu adalah untuk membawa Yayat kabur dari kepungan massa.”
Akan tetapi, menurut Debby, Yayat justru dipukuli saat keluar ruangan. Dia dipukul di pipi kanan dan kepala bagian belakang. Yayat pun disebut memiliki bekas pukulan berupa memar di sekitar tulang pipinya.
Yayat akhirnya dibawa dengan sepeda motor ke kantor Kepolisian Sektor Kota Timur karena kekhawatiran akan ada massa yang menyerang lagi. “Sekitar pukul 22.30 Yayat dibawa ke Polres Kota Gorontalo didampingi rekan-rekan AJI dan tidak lama kemudian, polisi mempersilakan Yayat pulang.”
Massa yang menyerang Yayat diduga adalah pendukung Wali Kota Gorontalo, yang emosi karena karikatur karya Yayat. Karikatur tersebut, kata dia, berisi protes terhadap penebangan pohon di wilayah setempat. Yayat sendiri diketahui memuat karikatur ke media sosialnya.
Wali Kota Marten Taha, menurut Debby, mengaku tidak tahu dengan keberadaan massa yang menyerang sekretriat AJI Kota Gorontalo tersebut.
YOHANES PASKALIS