TEMPO.CO, Makassar - Kepala Sub-Direktorat Pengawasan Kekonsuleran Direktorat Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri, Krishna Djelani, mengatakan warga asal Sulawesi Selatan yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf berjumlah empat orang.
Selama ini diberitakan bahwa warga asal Sulawesi Selatan yang disandera Abu Sayyaf hanya tiga orang. Mereka adalah Muhammad Sofyan asal Kabupaten Takalar, Ismail Tiro dari Maros, dan Muhammad Mabrur Dahri asal Kota Parepare.
Sandera yang baru diketahui juga berasal dari Sulawesi Selatan adalah Edi Suryono, 26 tahun. Edi adalah warga Desa Komba, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, sekitar 367 kilometer dari Kota Makassar. "Satu orang berasal dari Kabupaten Luwu juga ada di kapal TB Charles," kata Krishna setelah bertemu dengan keluarga para sandera di Makassar, Jumat, 19 Agustus 2016.
Pertemuan di Makassar hanya dengan keluarga Edi Suryono, Sofyan, dan Mabrur. Adapun keluarga Ismail sudah ditemui di Samarinda, Kalimantan Timur.
Menurut Krishna, pertemuan dilakukan guna memberi penjelasan ihwal upaya yang dilakukan pemerintah demi menyelamatkan sandera. Pemerintah juga bermaksud terus memberikan semangat kepada para keluarga sandera. "Kami ingin membangun trust mereka. Proses pembebasan cukup kompleks dan tidak mudah," ujarnya.
Kakak ipar Edi Suryono, Rushi Maluki, 36 tahun, mengatakan sehari sebelum anak buah kapal TB Charles disandera, ia masih berkomunikasi melalui telepon. Saat itu Edi mengabarkan bahwa kapal perusahaan segera bergerak ke Samarinda setelah mengangkut batu bara. "Rencananya memang dia ingin Lebaran di kampung," ucapnya.
Dalam percakapan telepon itu, Edi mengabarkan bahwa ia telah membeli banyak oleh-oleh untuk keponakan serta keluarga lainnya. Rencananya, buah tangan itu akan dihadiahkan saat kembali dari Kalimantan.
Rushi menjelaskan, Edi lulus dari Akademi Ilmu Pelayaran Indonesia Makassar pada 2015. Dia tercatat sebagai ABK TB Charles sejak April 2016. Rushi berharap upaya pembebasan terhadap Edi bisa segera dilakukan. Keluarga di Luwu terus mencemaskan keselamatan Edi. "Kami pasrah dan menyerahkan kepada pemerintah serta perusahaan," tuturnya.
ABDUL RAHMAN