TEMPO.CO, Jakarta - Pemberhentian secara hormat Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral karena dwikewarganegaraan mengundang simpati dari guru SMP dan SMA-nya di Kota Padang, Sumatera Barat. Mereka sebagian besar berharap bekas anak didiknya itu tetap bertahan di Indonesia.
"Saya sempat kecewa dan sedih," ujar Elyanis, mantan guru kimia SMA 2 Padang, saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 Agustus 2016. "Kebanggaan kami diperlakukan seperti ini oleh petinggi negara."
Presiden Joko Widodo memberhentikan secara terhormat Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral terhitung sejak Selasa, 16 Agustus 2016. Elyanis mengaku kaget atas permasalahan yang dialami mantan anak didiknya itu. Namun ia berharap Arcandra ikhlas dan tetap sabar menghadapinya.
Baca: Presiden Jokowi Berhentikan Arcandra sebagai Menteri ESDM
Arcandra di mata para guru tersebut merupakan sosok yang cerdas yang memiliki keahlian di bidang energi. Bahkan Elyanis berharap Arcandra tetap berada di Indonesia. Indonesia, kata dia, harus memanfaatkan kecerdasan Arcandra tersebut. Para guru itu tak mau kemampuan Arcandra justru digunakan untuk kemajuan negara lain.
Sofdanita, guru Arcandra di SMP 13 Padang, menyatakan harapannya agar anak didiknya tersebut tetap berada di Tanah Air. Tujuannya, kata dia, agar ia dilibatkan dalam membangun Indonesia. Sebab, Arcandra sosok yang cerdas. "Arcandra itu aset negara," kata Sofdanita.
Ia menyayangkan dwikewarganegaraan Arcandra baru muncul. Semestinya, masalah itu sudah diketahui sedari awal seleksi menteri.
Tak hanya guru Arcandra, keluarganya di Padang juga menyesalkan apa yang menimpa Arcandra.
Baca: Arcandra Dipecat, Begini Reaksi Keluarga di Padang
ANDRI EL FARUQI