TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan masalah WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay di sela ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Vientiane, Laos.
"Dalam pertemuan itu, dua menlu tukar informasi yang mereka miliki," ujar Arrmanatha lewat pesan pendek kepada Tempo, Senin, 25 Juli 2016. Menurut dia, informasi yang diberikan di antaranya berkaitan dengan masalah kondisi dan lokasi semua WNI yang menjadi sandera.
Tujuh WNI awak kapal Charles 001 milik perusahaan pelayaran dari Samarinda diculik pada 21 Juni 2016. Kasus belum beres, tiga WNI awak kapal ikan berbendera Malaysia, diculik di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, 9 Juli 2016.
Armanatha mengatakan pertukaran informasi antarmenlu menunjukkan konsistensi pemerintah untuk menyelamatkan WNI. "(Dari pertemuan itu) Terlihat konsistensi. Ada juga konfirmasi soal informasi yang mereka miliki," katanya.
Retno sebelumnya sudah menjelaskan, pemerintah akan melakukan segala cara untuk membebaskan para WNI yang disandera kelompok radikal Abu Sayyaf tersebut. Presiden Joko Widodo sudah meminta perhatian khusus dari pemerintah Filipina terkait dengan persoalan ini.
Pemerintah Filipina, di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, mengklaim sudah melaksanakan sejumlah operasi militer untuk menumpas kelompok Abu Sayyaf tersebut.
YOHANES PASKALIS